putri_nelpilia
Kamis, 07 November 2013
Rabu, 06 November 2013
Really, Love You !! - Part 2
Bab 2
Malam yang panjang
Malam yang panjang
*Malam hari di Rumah
Kia dan Lian*
Kia dan Lian barusaja bermain basket, Lian tidak terlalu fasih bermain basket tapi untuk sekedar mengeluarkan keringat dia cukup mengerti.
Kia dan Lian barusaja bermain basket, Lian tidak terlalu fasih bermain basket tapi untuk sekedar mengeluarkan keringat dia cukup mengerti.
" Sejak kapan loe
kawanan sama si cowok stres itu " kata Lian saat duduk di lapangan menyeka
keringatnya.
" Cowok stres
?" Kia balik bertanya, pikrannya mencoba mengingat
" Aldo maksud
kakak ?" Kia mencoba mencari kejelasan.
" Iya cowok stres
" jawab Lian
" hmm...gue tau
mereka 3 tahun tapi baru akrab ya setengah tahunan ini " jelas Kia panjang
lebar.
" Kawan loe gag pernah
ada yang beres ya dek ?"
" Maksudnya
?"
" Itu ada cowok stres,
kepedean, tampang bloon "
Kia memicingkan matanya
" Ya adalah satu
yang lumayan "
" Hah ? Siapa kak
?"
" yang kembar tu
nah " Lian coba mengingat.
" Rian ?"
tanya Kia
" gag tau gue,
yang diam terus tu nah "
" Oh ! Rain
?"
" iya kali "
" Rain tuh emang
kayak gitu tampangnya cool gag banyak omong, banyak cewek-cewek yang suka sama
dia, tapi dia gak pernah keliatan pacaran"
" Aldo memang
tampangnya dingin, cuek, aslinya baiiik kok kak "
" Lo mau promosiin
tuh cowok " Kia tetap melanjutkan perkataannya
" kalo Rian tuh
kebalikannya orangnya tuh suka tebar pesona playboy kelas kakap berapa cewek
yang udah di putusin dalam waktu 1 hari"
" kalo Rendi
tampang bloon padahal pinter tu kak, dia cinta mati sama cewek, adeknya Aldo
"
" Hah !? Aldo punya
adek ?" Lian kaget
" biasa aja kalee
!" sindir Kia sambil menutup kupingnya yang mulai budek.
Lian langsung memasang
tampang wajah tanpa ekspresi.
"Namanya
....." Kia mulai cerita.
" Kia, Lian Papa
Telpon " teriak mama mereka dari dalam.
" PAPA " teriak
Kia girang seperti anak kecil di kasih permen lalu berlari ke dalam rumah.
" Eh , tuh anak
main tinggalin aja " Lian pun beranjak mengikuti Kia
" Papa "
teriak Kia lagi . Lian sudah berada di sebelah Kia sedangkan mamanya kembali kekamarnya,
karna sudah dari tadi mengobrol dengan suaminya.
" Apa kabar sayang
?" tanya papanya
" baik pa. Papa
?" tanya Kia balik
" Alhamdulillah
baik sayang. Lian mana ?"
"Ih, papa. Nelpon
yang dicari cuma kak Lian "cemberut Kia dia pun mengaktifkan speaker dan
segera duduk disofa
" kenapa pa
?" tanya Lian sambil mencolek pipi Kia yang sok manyun.
" Gimana hari pertama
kamu disekolah, Lian ?"
" Hari pertama
udah punya musuh tu pa " teriak Kia yang langsung dipelototin Lian.
" Hah !? Serius !?
"
" kalian gag jauh beda
ya ? "
Lian langsung
mendekatkan kupingnya " maksud papa ?"
" Kia dulu juga
punya musuh ,tapi sekarang malah sahabatn "
Lian melihat Kia dengan
tatapan mendelik, Kia bersiul-siul pura-pura tak tahu.
" Berantem karna
apa pa ?" tanya Lian sambil menatap tajam ke Kia
" mmmm....
Karna..Rebutan lapangan kalo gag salah ? mmmm.... Mereka tanding selama satu
bulan Kia sempat pingsan dan nginap dirumah sakit 3 hari " lanjut cerita
papa.
Lian membelalakkan
matanya melihat Kia, Kia hanya menutup mukanya takut melihat tampang Lian.
" Oh ! Gitu pa
!" Lian membesarkan suaranya agar terdengar Kia.
" oh, ya Pa. Aku
ada PR. Aku tutup telponnya ya ?"
" oh ! Kianya mana
katanya mau ngomong ?"
" Lagi telponan
sama 'temannya' " jawab Lian melihat Kia sedang memegang Hp dan memberi
penekanan di kata temannya.
" oh iya iya.
Selamat belajar sayang. Assalamualaikum "
" Walaikumsalam pa
" dia pun menutup telponnya. Lian menatap tajam ke Kia.
" Loe mau tidur
bareng gue gag " twar Lian lebih kesan memaksa.
" Gue mau tidur
sendiri aja " jawab Lian yang merasakan aura kemarahan segera bangkit. Lian
segera menangkap tangan Kia.
" Mama !!!"
teriak Kia mamanya mendengar. Terlambat ! Mamanya sudah tidur dan para
pembantunya juga.
Lian segera menarik
kekamarnya , Kia masih saja berontak dan mengunci pintunya.
" Cerita sekarang
! " tegas Lian. Kia hanya bisa menghela napas dia gag bisa kabur lagi. Mau
tidak mau dia harus cerita.
******
*Apartemen Aldo*
*Apartemen Aldo*
Aldo, Rian, Rain, dan Rendi malam ini berencana ke lapangan basket main streetball, tapi semua teman-temannya ada urusan masing-masing.
" Hai Al, sorry.
Rumah gue kedatangan tamu dari Jogja. Gue gag boleh pergi." kata Rendi
memberi penjelasan.
" Ngapa loe gag
kabur aja ? Biasa juga gitu " sewot Aldo.
" Kalo gue kabur,
gue bakal dicabut dati warisan. Loe tau sendiri bokap gue kalo udah marah kayak
apa ? Bisa jadi anak pingit gue " jelas Rendi. Dulu Rendi pernah berantem
dengan papanya dan pulang tengah malam. Besoknya dia marahin terus seluruh
gadgetnya disita, dikawal dengan ketat banget, sampe-sampe ketiga sahabatnnya
kehilangan kontak seminggu. Akhirnya Rain yang pintar ngomong segera berbicara
4 mata lalu besoknya Rendi bebas lagi.
" Seterah lo, deh
!" ketus Aldo lalu memutuskan telponnya.
" Rain loe dimana
?" tanya Aldo langsung ketika mendengar nada tersambung.
" Dikantor. Ngapa
?"
" Ngapain loe
dikantor malem2 gini ?" tanya Aldo balik
" Ada beberapa
bahan presentasi yang harus dikerjain " jelas Rain
" Rian disitu juga
?" tanya Aldo yang mulai kesal.
" Ya, kalo gue
disini. Udah pasti banget dia disini. Dia kan bos gue !" sejak setahun
yang lalu papanya meninggal, mau tak mau salah satu dari mereka meneruskan.
Rian dengan sangat terpaksa melanjutkan bisnis papanya, Rain juga ikut membantu
saat Rian butuh pertolongan, seperti malam ini dia membantu Rian mengerjakan
bahan untuk presentasi besok.
" Sorry, gue sama
Rian gag bisa nemenin loe "
" ok !" Aldo
langsung menutup telponnya dan membanting k sofa.
" AARRRGGGHH
" teriaknya frustasi dia segera mengambil stik PS dan memainkan dengan
kasar.
*****
* Rumah Rendi *
*****
* Rumah Rendi *
Rendi lagi duduk di ruang tamu menunggu kawan papanya yang dari Jogja. Sudah hampir satu jam dia nunggu, kalo gak ingat ancaman papanya tadi sore, mungkin dia udah kabur dari tadi.
" Sepenting apa
sih tu tamu ? Udah jam segini ? Masih ditunggu juga ?" Umpat Rendi.
Mamanya yang duduk didepannya hanya geleng-geleng.
" Pa, jadi datang
gag sih tamunya ?" tanya Rendi kesal.
" Sabar, mereka
lagi terjebak macet ".
" Katanya
keturunan ningrat. Masak gag tepat waktu. Kelamaan prosesi pemandiannya "
dumel Rendi ngelantur.
Tiiin Tiiin
Terdengar klakson dari luar rumah
" Tuh dia datang
" papanya segera menyuruh asisten menjemputnya.
Sepasang suami istri
masuk dengan gaya wibawanya menyalami papa dan mamanya diikuti seorang gadis
yang masuk. Gadis itu cukup tinggi, kulit kuning langsat, wajahnya merona
dengan make-up yang natural, dia memakai dress panjang bermotif bunga baju
lengannya pendek semakin menampakkan aura kecantikannya. Rendi hanya diam menatap
gadis itu.
" Maaf, ya. Hen. Kami
terlambat. " kata Om Giri.
" Gak papa, Gir.
Silakan duduk ".
Rendi hanya mengikuti
tanpa berbicara matanya masih menatap gadis itu.
" Ehem "
dehem papanya. Rendi baru tersadar.
" Ini Rendi "
kenal papanya.
" Oh ! Ini yang
namanya Rendi. Sudah segagah ini ya kamu " Rendi hanya tersenyum tipis.
" Cantik gag
?" sindir papanya. Rendi hanya diam malu.
" Gag kenalan
?"
" Eh..mmm...Rendi
" Rendi mengulurkan tangannya.
" Naya "
gadis itu menyambut uluran tangan Rendi.
" Naya ? Naya yang
dulu suka maksa aku main rumah-rumahan ya ?" tanya Rendi dengan polosnya.
Papanya langsung melototin Rendi.
" Haha, betul itu
Naya " tanya Papa Naya. Naya nama gadis itu hanya menunduk malu.
" Eh..oh...tapi
sekarang kamu cantik kok " kata Rendi yang langsung mencium tatapan tajam
Papanya. Naya semakin menundukkan kepalanya.
****
" APAAA !?"
teriak Lian membuat Kia menutup telinganya.
" Kok mereka bisa segila
itu ?" tanya Lian lagi.
Kia udah menceritakan
semuanya dari A sampai Z.
" Yah namanya
mereka emosi waktu itu, ya mana tau bakal kayak gitu ". Jelas Kia .
" Jadi papa mama
tau ? "
" Tau tapi minus
aku bertanding sendiri, papa mama taunya aku sama kawan2 aku lawan merela
berempat "
"
Gila..gila.." geleng Lian
" Kakak gag marah
?"
" Marah, marah
banget malah. Tapi mau gimana lagi, orang udah lewat " Kia menghela nafas
panjang.
" Ngapa loe kayak
gitu ?" Lian mengerutkan keningnya.
" gag gapapa
" jawab Kia cepat.
" yakin ?"
Lian mendelik
" iya gapapa
"
" gue kirain Kak
Lian bakal mengeluarkan taringnya " lirih Kia.
" Apa !?" teriak
Lian. Kia hanya nyengir.
" Kak gue ngantuk
? "
" Ya udah keluar
sono " kata Lian ketus.
" Nah katanya gue
tidur bareng loe ?"
" Gue ogah tidur
bareng loe, tidur loe kayak cacing kepanasan pindah sana pindah sini "
" Yaaa, tadi
ngajak tidur bareng"
" gue kan cuma
pengen denger cerita loe"
" jadi gue pergi
ni ?" tanya lemas lalu turun dari tempat tidur.
" iya "
Kia sudah didepan pintu
dan menannyakan " keluar nih ?"
" iyaaa "
ketus Lian.
Kia keluar dengan
lemas. Lian diam sejenak memikirkan sesuatu.
" Ki "
panghil Lian sebelum Kia menutup pintukamarnya.
" Apa ?" dia
membalikkan badannya.
" Tidur dikamar
gue jangan kayak cacing kepanasan "
" Hah !?"
tanya Kia binging.
" mau tidur dikamar
gue gag !?" teriak Lian
" Hah !?"
Bengong Kia
" Gag mau ya
udah..."
" iya, iya
mau." katanya langsung berlari ketempat tidur Lian.
Lian ke meja belajarnya
mengerjakan sesuatu.
" Gag tidur kak
?"
" Gue ada PR, loe
duluan aja tidurnya "
" Oh " Tak
lama terdengar dengkuran pelan dari Kia.
Sebenarnya PR nya
perkara mudah baginya, sebentar aja pasti sudah selesai, tapi diotaknya ada
ganjalan dia memikirkan Aldo, eiiits !! Jangan langsung berasumsi dia kan baru
ketemu dan bertemu dengan kondisi berapi-api, penuh dendam, amarah ,kebencian
,oke ! Gag sampe segitunya, yang pasti dia sebel sama Aldo, tapi entah kenapa dia
sangat mengenal sosok itu.
*******
Apartemen Aldo
Hampir dua jam Aldo
bermain PS melawan CPU, karna lagi emosi dia kalah terus
" Ya ya
...Yeeeeeee masuuuk " teriak Aldo sambil loncat-loncat kayak anak kecil,
lalu terdengar bel berbunyi.
" Siapa lagi malam
malam gini ?" dumel Aldo langsung membuka pintu
" Ngapain loe
kesini ?" jutek Aldo saat tau siapa yang mengunjunginya
" Masa adeknya
datang di jutekkin gitu ?" kata Shilla, adik Aldo. Dia langsung masuk dan
melihat-lihat.
" Gak ada yang
berubah ya kak ? Masih rapi dan merasa tenang " komentar Shilla menghirup
suasana apartemen ini dalam-dalam suasana yang semakin jarang ia masuki, karena
Aldo tak mengijinkannya.
" Loe kesini mau
jadi ahli Feng Shui atau apa sih ?"
" oh, iya hampir
lupa. Nih !" Shilla menyodorkan satu kantong kresek ke Aldo.
" Apaan nih
!?" dia mengambil plastik yang dikasih Shilla.
" Aku beliin ayam
bakar sambal rujak " Shilla duduk di sofa.
" thanks "
jawab Aldo datar.
" kak "
panggil Shilla
" hmm "
" aku kangen mama
" kata Shilla pelan. Perkataan shilla tadi membuat Aldo diam
" apa kabar mama
ya kak ,disana ?" air matanya menetes perlahan. Aldo melihat adiknya
menagis ingin sekali dia memeluk adiknya erat dan mengelus rambutnya sambil
mengatakan ' mama baik-baik aja kok, Adek tenang aja '
" diam ah !
Cengeng banget sih loe ! " ketus Aldo
Tangisan Shilla makin
menjadi " gue bilang diam !" bentak Aldo ' jangan nangis dong dek ' (
kalau tanda petik satu berarti ngomong dalam hati ya, ok! )
" kakak kok bentak
aku ? "
" bisa diam gag !?
Cerewet banget sih loe " Jutek aldo ' maaf kakak gag maksud '
" kakak kok marah
sama aku ? Salah aku apa kak ?"
" salah loe ? Loe
tanya salah loe ! Salah loe tu ganggu hidup gue terus " teriak Aldo ' yang
salah tu gue dek ,gue tu banyak salah sama loe '
" OK ! KALO ITU
MAU KAKAK GUE GAG AKAN GANGGU HIDUP LOE ! PUAS LOE !" bentak Shilla parau,
air matanya sudah siap meledak, dia pun lari ke keluar kamar.
" maafin gue, gue
gag mau loe masuk di kehidupan gue yang kejam dan membahayakan loe " lirih
Aldo sangat pelan matanya sudah berkaca-kaca.
*****
Shilla terus berlari
menabrak orang-orang didepannya, air matanya sudah memaksanya untuk
ditumpahkan, dia masuk ke mobil dan mengemudikan mobil itu dengan kecepatan
tinggi, dia tak menyangka kakaknya yang dulu selalu melindunginya, menyayangi,
menjaganya sekarang tega membentak, meneriaki, bahkan menganggap dia pengganggu
hidup kakaknya.
" AAARRRGHH "
Shilla memukul stir mobilnya kuat - kuat, lalu mencengkramnya hingga buku-buku
jarinya memutih.
BRAAK
Shilla menutup pintu
kamarnya dengan keras semua pembantunya kaget, papanya yang baru pulang kerja
kaget
" kenapa kamu Shilla
?" papanya masuk kekamarnya
" gag papa pa
" Shilla gag mau papanya tau pertengkarannya dengan kakaknya, kalo papanya
tau papanya bisa marah pada kakaknya, dan kakaknya akan semakin membencinya.
" kamu bohong
?" selidik papanya
" iya pa "
Shilla mencoba bersikap biasa saja.
" terus kenapa
kamu nangis " selidik papanya terus.
" umm..ee..gag ada
kok pa "
" kamu gag mau
cerita sama papa ?"
Shilla menghela nafas,
papanya bukan anak kecil yang percaya dengan alasan yang tidak nanti jelas
" kalo udah waktunya ntar aku ceritain "
" bener ?"
" iya pa "
" ya udah,
sekarang kamu tidur " papanya segera menyelimuti Shilla dan mencium
keningnya, papanya pun keluar dan menutup pintu.
Setelah papanya keluar
Shilla menangis lagi tanpa suara.
*****
Di taman belakang rumah Rendi
Tak ada pembicaraan
serius antara Rendi dan Naya, mereka merasa canggung.
" loe jadi pindah
kesini ?" tanya Rendi membuka pembicaraan
" iya pemotretan
disini aku dikontrak papa setahun, jadi papa gag tega kalo aku bolak balik jogja
bandung " Eh, aku lupa bilang ya. Naya tu model dari SMP, orang tuanya
setuju aja asal tetap pada keningratan, mmm...maksudnya tetap jadi gadis
ningrat. You know lah gadis ningrat kyak mana. Nah sekarang perusahaan papanya
yang di Bandung lagi mau promosi produknya jadi yang disuruh Naya.
Oke ! Lanjuuut
" kapan pindahnya
?"
" mmm...paling
satu minggu lagi "
Really,Love You !! - Part 1
Bab
1
The all new
"hoammm" gadis ini menggeliat diatas tempat tidurnya karena sinar matahari pagi menyilaukan matanya. Dia pun bangkit dari tempat tidurnya membereskan dirinya.
The all new
"hoammm" gadis ini menggeliat diatas tempat tidurnya karena sinar matahari pagi menyilaukan matanya. Dia pun bangkit dari tempat tidurnya membereskan dirinya.
Cukup lama ia menatap dirinya dicermin mandang dari
perubahan penampilannya, rambutnya sekarang ia potong sebahu agar keliatan
lebih fresh ,tersungging senyum dibibir tipisnya. Cukup bahagia akhirnya dia
memimpikan papa, mama, dan kakaka tercintanya.
"pagi tante om" saat ia sudah duduk di
ruang makan.
"kamu potong rambut kamu "om dan tantenya
cukup kaget dengan perubahan keponakanny.
"ia tante biar fresh aja gitu"
Tante sama omnya hanya ber-oh ria.
"pagi pa ma"datang Riskia yang telah rapi
dengan seragamnya tapi masih terlihat wajah yang masih mengantuk dan mengambil
sepotong roti.
"pagi kak" sapanya santai hanya menatap
sekilas.
1
2
3
Dia melongo melihat Lian dengan mulut masih terbuka
dan rotinya terjatuh di piring. Om Ardi, tante Nisa, dan Lian hanya saling
pandang melihat ekspresi Kia
"biasa aja kale ,gag usah kayak gitu jg
liat"sewot lian. Tante sama om pun hanya cekikikan.
"yaelah sensi amat" jutek riska sadar
karena barusaja disindir.
"trus knapa tuh rambut di potong ? Bkan'a
kakak paling senang rambut panjang ya ?" tanyanya sambil menguyah lagi.
" MASALAH BUAT LO ! "sindir lian singkat.
"berantem yo kak ! Masih pagi ne ! Masih
semangat "sewotnya
" Ayo, ayo dimana ? Gue jabanin dah !"
Lian ancang-ancang berdiri.
"udah ,udah ! apasih kalian bercanda
terus!" Tante Nisa berusaha menghentikan kegaduhan di meja makan.
"oh ya lian "om ardi menghentikan
kebersamaan mereka.
"iya om ?"sahut lian menatap omnya
"mulai sekarang kamu jadi bagian dari keluarga
inti kami" jelas om Ardi tegas
" Maksud om ?"
" Kamu udah kami anggap seperti anak kami
sendiri sayang " timpal Tante Nisa.
" Makasih atas semuanya ya om.." Pak Ardi
melirik Lian. "hehe.. Papa..mama..dan adekku yang cerwet "peluk Lian
erat pada Kia, Kia hanya manyun.
Roi datang menghampiri mereka dan berbisik ke Pak
Ardi, setelah dipersilakan lalu menyapaikan hal penting tentang Lian.
"sekarang nama kamu andriani Classica, anak
dari pak ardian gunawan dan bu Annissa gunawan, dan kakak dari Riskiani
saufika" jelas Roi
" lho namaku dirubah ,,ntar gimana dengan
rapot dan ijazah aku ,kan aku gag mungkin pake nama itu jga"
"tnang aja semua sudah dikondisikan, akan ada
dua rapot dan ijazah atas nama Berlian Nusantara dan Adriani Classica"
potong Roi langsung.
Lian hanya ber-oh dan mengangguk kepalanya.
" Ok !! sekarang papa harus kembali ke jakarta
harus ada yang papa kerjakan, lalu pergi ke Inggris melanjutkan pekerjaan.
"pak ardian pun tegak
"mereka hanya tau kamu kakak Riskia "
lanjut Pak Ardian yang sekarang menjadi Papa Lian.
" sekarang papa harus pergi!" pak Ardian
menyalami satu oersatu keluarganya lalu pergi diikuti Roi yang sekarang menjadi
Asisten pribadi Pak Ardian.
"Kalian gag pergi sekolah ntar telat lho"
kata mama mebuyarkan pandangan kedya kakak beradik.
"iya ma ! pergi Assalamualaikum" pamit
lian dan kia sambil menyalami mama mereka.
****
"Tiiiiinnnn Tiiiiinnn" suara klakson
mobil Ferrari membuat ribut orang-orang di apartemen ini.
"gag sabaran banget sih loe ! bisa di keroyok
seapartem gue z " seorang cowok yang masuk ke mobil ferrari tersebut.
"salah loe sendiri ! hampir setengah jam gue nunggu
di sini, Al" kata cowok yang di dalam mobil ferrari sambil memulai
mengemudikan modilnya meninggalkan apartemen Aldo.
"ngantuk banget gue, Ren." kata Aldo
"eh ! loe mah kapan sih yang gag ngantuk ?
Malam balapan terus" jawab Cowok yang bernama Rendi.
"iya, seru boy !!"
" Rian ma Rain aja datang, ngapa loe gag
datang "
"Biasa bokap lagi dirumah, bisa dibunuh gue
ketauan balapan"
"haha, sok sok takut biasa juga loe langsung
minggat aja"
"hehe" dia ketawa sok polos.
"Apa kabar adek kecil gue ?"
"Adek kecil pale lu sjak kapan Shilla jadi
adek lo ?"
"pujaan hati gue tuh !!" rengek Rendi.
" Gue ogah punya adik ipar kayak lo !"
"tapi gue suka dia kakak ipar" ujar Rendi
sok diimut-imutkan.
"Najiiiss gue liatnya". Aldo memejamkan
matanya.
Rendi menoleh ke Aldo. “Al..al..”
“Lo, tidur ya ?”
“setan gue dijadiin supir”
“Jalan aja piir” sledek Aldo masih memejamkan
matanya
“anjiiir loe, Al !”
******
Mobil yang dikemudikan Riskia telah sampai di SMA
Antariksa ,sekolah yang berisi anak-anak cerdas , komplek antariksa SD, SMP,
SMA, dan universitas terdapat fasilitas umum di kompleks tersebut. Berlian atau
Adriani menatap sekolah itu baik-baik seakan merekam suasana yang selama dua
tahun akan dia tempati.
"mau ditemani ke kantor lepsek kak
?"tanya Riskia yang membuyarkan lamunanya.
"gag usah, tau kok tempatnya" mereka pun
berpisah.
Tok tok
"permisi bu" Berlian masuk ke ruang
Kepala Sekolah disana ada wanita paruh baya yang kira-kira berumur 45 tahunan.
"silahkan masuk" jawab wanita tersebut
mempersilahkan masuk.
Berlian duduk di depan meja Bu Irna, kepala sekolah
SMA Antariksa.
"Apa kabar kamu Berlian ? Atau saya panggil
Indriani "
"baik bu"
"saya turut berduka cita atas meninggalnya
papa dan mamamu"
" Ya bu" Lian menutupi kesedihannya.
"Baiklah kelas kamu di 11 Ipa 2, buku kamu
bisa diambil setelah istirahat di Koperasi"
"iya bu" Lian segera tegak karena dia
udah malas disini dengan dengan suasana hati yang buruk.
"Semoga betah sekolah di Sma Antariksa "
kata bu Irna menyalami Lian ,tak berapa lama datang Bu Vira keruang Kepsek.
"Pagi bu" sapa Bu Vira
" Pagi ! ini lian anak baru yang akan masuk
dikelas ibu"
"Iya bu" angguk Bu Vira.
"Ini Bu Vira Lian ! Wali kelas kamu"
"sekarang kalian boleh pergi " Bu Vira
dan Lian segera keluar. Lian mengikuti Bu Vira ,matanya melihat-lihat suasana
sekolah dan matanya tertuju pada keempat cowok yang sedang berkumpul di
parkiran. Dia merasa pernah melihat salah satu dari keempat cowok tersebut,
cowok itu duduk didepan mobilnya tapi cukup jelas di liatnya gayanya yang
pendiam, tenang, dan punya tatapan yang tajam. Cowok itu merasa diliatin oleh
Lian dan mata mereka saling beradu.
"Lian !" panggil Bu Vira dari kejauhan
ternyata sudah lama Lian memandangi cowok tersebut dan dia baru sadar dia sudah
tertinggal jauh.
*****
Tiiiiin Tiiiin
"minggir ya ! Rakyat jelata !" kata Aldo
mengeluarkan kepalanya lewat jendela.
"setan lo, Al !" dua cowok yang di
klakson dan hampir ditabrak marah.
"mau bunuh kita ,loe!" sahut cowok
satunya. Mereka adalah Rain dan Rian, sepasang saudara kembar.
"haha, jangan marah Ian blom mati kok "
Rendi keluar dari mobil yang telah dia parkir dengan aman.
Mereka adalah 4 sahabat karib yang selalu bersama
sejak mereka SMP dan disekolah yang sama. Tidak ada yang berani mendekati
mereka, mungkin karena mereka termasuk yang berpengaruh dari sekolah ini.
-- Alfiando Arsenal Aditya Kawekass ---
Cowok yang satu ini cowok yang cool, berkulit
putih, badan yang tegap, wajah yang tegas, terlihat jelas dimatanya ada tatapan
yang membunuh karena masalalunya yang kelam. Dia adalah anak dari Kawekass Corp
pengusaha yang bergerak di bidang perindunstrian mobil. dia punya saudara
perempuan yang hanya ketiga temannya yang tau. Dia paling benci jika
orang-orang menyebut nama belakangnya.
---Rendi Sumantri Kartowirjo---
Cowok yang berwajah ceria, keturunan Jawa ningrat,
dan anak dari Kartowirjo Group. Dia anak tunggal, jadi sangat disayang sama
mamanya, tetapi papanya termasuk orang yang disiplin.
---- Rian Mario Namtana dan Rain Arya Namtana ----
Si kembar yang tak pernah terpisahkan anak dari
Irawan Gunawan, mereka masih ada hubungan dengan keluarga Gunawan tapi hanya
keluarga angkat ,karena mamanya anak angkat dari keluarga Gunawan yang hanya
mempunyai 2 anak laki-laki. Ayahnya pengusaha batubara yang terbilang sukses.
" Wooiiii bro, taruhan kemaren kurang asik
masa cuma motor ninja " kata Rian meremehkan.
"Haha loe mah udah kalah, ya kalah aja"
"sok sok kurang asik" jawab Rain sewot.
"loe mah gag terima kekalahan, Ian"
timpal Rendi.
" Al, kayaknya tu cewek dari tadi liatin loe
deh " Rain yang sadar melihat Cewek dari lorong yang melihat kearah
mereka.
Mereka segera menoleh ke arah pandangan mata Rain.
Gadis itu masih melihat ke arah mereka, Aldo hanya tersenyum tipis tetapi
memiliki arti berbeda, gadis itu segera berjalan dari tempat itu.
" Kayaknya belum pernah liat gue ?" tanya
Rendi bingung.
"paling anak baru " jawab Rian ngasal.
"tapi cantik juga tuh cewek berasa pernah liat
,dimanaaa gitu !?"
"ah elo mah cewek bening dikit berasa pernah
liat ,Ian !"
"Ayo, masuk ntar gue di kaduin ke bokap lagi
,kalo gue bolos "Rendi segera beranjak diikuti yang lainnya menuju kelas
mereka.
*****
" Pagi semua " sapa Bu Vira didalam kelas
.
"PAGIIII BUUUU" jawab serempak sekelas.
Ada gadis yang kaget liat cewek yang dibawa oleh Bu
Vira.
" Kalian kedatangan teman baru dari Jakarta.
Silakan perkenalkan diri".
Indriani maju ke depan, jadi keliatan jelas melihat
orang-orang didepannya, lalu dia terkaget saat melihat pada cewek yang juga
kaget melihatnya tapi dia segera menutupi ekspresinya.
" Nama saya Indriani Classica, saya pindahan
dari Jakarta" kenal Lian. Dibelakang cowok-cowok bersuit-suit menggodanya,
dia agak jijik melihat cowok-cowok itu.
" Bu kok mirip anak Adinat Gunawan itu"
" Bener kamu anak Adinata Gunawan ?"
tanya Bu Vira langsung dengan tatapan kamu_yang_jawab_sendiri.
"gag kok bu" jawab Lian tenang.
"Udah tau kan kaluan, silakan kamu duduk"
Lian segera berjalan menuju tempat duduk kosong di belakang melewati gadis yang kaget tadi menatap sinis ke arahnya, dia tetatp berjalan tak menghitaukan.
Lian segera berjalan menuju tempat duduk kosong di belakang melewati gadis yang kaget tadi menatap sinis ke arahnya, dia tetatp berjalan tak menghitaukan.
****
Triiing Triing .
bel istirahat barbunyi. Lian segera merapikan
bukunya . Ada sms di hp nya.
Adek cerewet
Kak mau istirahat bareng gag ?
Kak mau istirahat bareng gag ?
Dia mengetikkan balasannya
Gag usah, gue mw ke koperasi ngambil buku
cetak.
Adekku
Oh
Mw dibantuin ?
Oh
Mw dibantuin ?
Berlian
Gag usah bisa sendiri kok
Gag usah bisa sendiri kok
Adekku
Yakin ??
Yakin ??
Berlian
Yaelah seberat apa sih tu buku.
Yaelah seberat apa sih tu buku.
Adekku
Ya udah kalo gag mw
Selamat membawa ya kakak cantik.
Ya udah kalo gag mw
Selamat membawa ya kakak cantik.
Berlian
Najis , gag ada duit gue.
Najis , gag ada duit gue.
Adekku
Ini tulus dari hati gue kak
Ini tulus dari hati gue kak
Berlian
Uuweeek :-S
Amiit deh liat loe
Uuweeek :-S
Amiit deh liat loe
Adekku
Haha adeknya dibilang amit2
Haha adeknya dibilang amit2
Berlian tersenyum lalu memasukkan hapenya ,dia
tegak lalu ada 2 cewek yang menghampirinya "gue tau loe itu Berlian, walau
loe ubah penampilan loe "kata cewek itu sinis
"gue gag ngerti" Lia berjalan melewatinya.
"gag usah boong deh lo !"
Lian tetap berjalan tak menghiraukan gadis
" SIAPAPUN ELO !"teriak gadis itu
berjalan mendekati Lian
" Gue turut berduka cita meninggalnya bokap
nyokap loe "dengan pengucapan yang jelas dan pelan, tepat ditelinga Lian.
Lian terdiam. Gadis itu tersenyum sinis dan berlalu melewatinya diikuti
temannya.
Lian masih terdiam ditempatnya, bukan perkataannya
yang membuat Lian terdiam, tapi nada bicaranya nada seperti seorang sahabat
yang turut sedih dengan apa yang dialami sahabatnya. Lian tersenyum penuh arti
"ternyata loe belom berobah, Shill" llirih Lian. Lian pun segera
berjalan menuju koperasi.
*****
Riskia sedang bermain basket dengan keempat cowok
yang sudah setengah tahun ini jadi sahabatnya, keempat cowok tersebut sudah
kelas 3 dan keempat cowokitu adalah Aldo, Rendi, Rian, dan Rain.
---- Flashback ----
Riskia sedang bermain dengan teman-teman cowok
seangkatannya, saat itu dayang Aldo, Rendi, Rian, dan Rain ke lapangan basket
itu. Teman-teman itu satu persatu menyingkir, Kia tetap bermain.
" Kia, ada Aldo cs "bisik temannya.
" biar aja, peduli amat gue" kata Riskia
main sendiri, saat dia mencoba menebak bola ke ring, bolanya ditahan oleh Rian.
" Siapa yang nyuruh loe main disini
?"tanya Rian tajam
" Emang ada larangan gag boleh main basket di
lapangan sekolah " sindir Kia tak kalah tajam dengan tatapan menantang.
" Berani banget loe !" sinis Aldo
" Emang loe siapa ? Hah ?" tanya Kia
dengan suara keras.
" LOE PERGI DARI SINI ATAU LOE ..."
teriak Rian yang sudah tersulut emosi. Rendi dan Rain hanya menahan Rian
" ATAU LOE APA ?" Bentak Riskia yang
paling tidak suka diteriakin.
Rian yang segra maju ditahan Rain, lalu Rain maju mendekati Riskia. " gini aja lo tanding lawan kita " omong Rain lembut
Rian yang segra maju ditahan Rain, lalu Rain maju mendekati Riskia. " gini aja lo tanding lawan kita " omong Rain lembut
Rian, Rendi, dan Aldo kaget dengan tantangan Rain. Riskia
pun tak kalah menganga.
" Gue sama teman2 gue bukan laki-laki pengecut
yang lawan cewek keroyokan, jadi kita tanding one on one. Kita ada 4 orang dan
bertanding satu persatu, satu minggu satu orang biar loe bisa istiraht dan
berlatih, jadi ada 4 minggu " jelas Rain panjang lebar.
Riskia cukup kaget dengan perkataan Rain bukan dia
takut, tapi dia bukan cewek bodoh yang langsung menyetujuinya, karena 4 cowok
dihadapannya bukan orang sembarangan rata-rata mereka atlit sekolah dan punya
skill yang bagus, tapi kalo dia menolak Rain cs akan menginjak-injaknya.
" Gimana mau ?" tanya Rain lembut. Rain
bukan seperti saudara kembarnya suka ngoceh dan tiba-tiba meledak tapi dia tipe
cowok pendiam dan suka berpikir dengan kepala dingin, tapi kalo dia udah marah
cukup membuat orang2 takut.
" OK !, gue terima tantangan loe !" jawab
Riskia ragu tapi dia udah sejauh ini gag mungkin dia mundur.
" Kita mulai dari minggu depan, loe terakhir
tanding dengan gue. Gue pengen liat loe nangis karna gue bantai " Rian
menatap Riskia dengan tatapan membunuh.
" Liat aja ! Gue gag bakal mudah loe bantai
" dengan tatapan yang percaya diri.
Mereia pun pergi meninggalkan Riskia, lalu teman-teman cowok Riskia mendekati dia.
Mereia pun pergi meninggalkan Riskia, lalu teman-teman cowok Riskia mendekati dia.
" Yakin loe mau ngelawan mereka " tanya
kawannya ragu.
Riskia tidak menjawab, dia tau hidupnya selama 4
minggu akan sangat melelahkan dan terrekan, karena akan ada 2 kubu ,kubu yang
mendukung Kia agar menang, dan kubu yang meremehkannya karena melihat kehebatan
mereka rata-rata cewek-cewek yang menganggumi keempat cowok ganteng itu.
Setiap sore, dia berlatih dilapangan rumahnya sampe
malam, kadang berlatih sama anak kompleknya. Keempart cowok itu hanya
mengamatinya dari jauh.
Minggu pertama itu pun tiba. Riskia telah
mempersiapkan semuanya termasuk mentalnya. Lawan pertama Riskia adalah Rendi, bola
pertama ditangan Riskia.Permainan itu cukup seru dan menengangkan Riskia masih
mampu menandnigi skill Rendi. Permainan itupun diakhri kekalahan tipis 16-15
Minggu kedua lawannya Rain, kekalahan juga tak jauh
berbeda dari minggu lalu tapi cukup melbar dari sebelumnya dan minggu ketiga
lawannya Aldo, Aldo melawan Riskian hanya separuh dari skillnya karena dia tau
Kia sudah cukup lelah, terbukti bolanta selalu bisa direbut Aldo dan dia
terjatuh berkali-kali.
Minggu keempat minggu terakhir bagi Riskia dan
lawan terakhirnya adalah Rian. Rian segera bersiap " jangan loe forsir
kasian tu anak udah pucat gitu " bisik Rain.
Rian sudah masuk ke lapangan dia berhadapan dengan
Kia " gue gag akan terlalu ngeluarin skill supaya loe bisa ngimbangin
" kata Rian pelan.
" gue gag butuh kebaikan loe !" jawab Kia
ketus, lalu dia bersiap di tempatnya.
"liat aja loe !" umpat Rian dengan
tatapan membunuh.
Pertandingan dimulai dengan bola ditangan Riskia,
belum sempat Riskia dribble bolanya dengan mudah direbut lalu Rian melakukan
jump shoot dengan cepat, tiba-tiba saja skill Kia menghilang.
"gue tawarin lagi, gue akan ngalah ?"
sindir Rian.
"gue gag butuh !" Riskia semakin ketus.
Permainan cukup seru, Risikia berhasil mengecoh
Rian dengan skillnya lagi dan memasukkan bola, tapi juga Rian tak kalah banyak
mngecoh Kia, babal pertama dan kedua Riskia sudah cukup kelelahan. Pada
pertengahan babak ketiga bola Riskia kembali direbut, tapi dia tak kuat lagi,
wajahnya udah pucat banget, keringat dingin keluar dari tubuhnya, nafasnya juga
sudah tidak beraturan, dan akhirnya ....
BBRUUUKK
Riskia pingsan di tengah pertandingan. Aldo, Rendi,
dan Rain sontak kaget melihat Riskia segera berlari ke tengah lapangan diikuti
anak-anak cowok yang lain. Rian yang tak tau langsung berbalik badan pas
orang-orang berlari, dilihatnya tubuh Riskia digotong Rain. Mereka berlari
keruang UKS SMA Antariksa dan dibaringkan di tempat tidur. Petugas UKS datng
memeriksanya.
"saya rasa dia sudah sangat lemah jantungny a
juga tidak beraturan, lebih baik antar dia kerumah sakit, biar lebih bida
ditangani dokter". Jelas petugas itu
Merka yang barusaja bernapas terkejut segera
membawa Riskia, saat Rain akan mengangkat Kia segera ditahan Rain, "biar
gue aja" lirih Rian yang masih ngos-ngosan. Rain yang melihat raut cemas
diwajah Rian sgera mempersilakan Rian menggotong Kia, mereka segera membawa kia
ke rumah sakit dengan mobil mereka, tak butuh waktu lama karena ada rumab Sakit
Antariksa. Dokter pun segera membawa keruang ICU yang melihat Riskia pucat
pasi, cukup lama dokter menangani Riskia membuat mereka merasa bersalah.
Dokterpun keluar.
" Gimana dok keadaannya ?" tanya Rian
cemas, daritadi Rian memarahi dan mengutuki dirinya karena sudah membuat Kia
seperti ini.
" Tenang saja, gadis itu telah stabil, tidak
ada lagi keringat dingin yang keluar, dan tidak pucat lagi. Mungkin dia agak
lama sadar " mereka pun bernafas lega.
" kami boleh masuk dok " tanya Rian lagi
" hanya satu aja ,ya ! Pasien butuh ketenangan
". Rian menatap mereka dengan tatapan gue_mau_mastiin_keadannya.
"Duluan loe " Rain menunjuk Ruang ICU.
Rian masuk perlahan-lahan ditatapnya wajah Riskia wajah yang telah putih
merona, raut muka yang polos dan tenang. Entah kenapa Rian sangat tenang
melihat wajah polos Riskia. Dia mencium kening Kia " coba loe gag bantah
dan gue gag emosi, gag mungkin loe jadi kek gini " Rian berbicara dengan
penuh penyesalan.
Sejak itu tak ada lagi pertengkaran diantara merka,
perjanjian itu dihapuskan, dan Kia semakin dekat dengan keempat cowok tersebut,
walau ada pertengkaran kecil karna sifat Rian yang suka jail.
---- Flash End ----
---- Flash End ----
Permainan kali ini 2 lawan 2. Riskia dengan Rain,
Rian dengan Rendi mereka bermain dengan sering terjadi pertengkaran di antara
Rian dan Kia. Aldo hanya duduk dibangku penonton sambil mendengarkan musik di
earphonenya.
" Tuh anak kenapa ?" tanya Kia saat mulai
bermain.
" mana gue tau, lagi pms kali " jawab
Rian yang mulai menyenggol badan Kia.
" curang lo main dorongan, " teriak Kia
yang hampir terjatuh tapi bolanya yang hampir terlepas langsung dia oper ke
Rain.
" bagus kak ! " teriak Kia semangat.
" giliran Rain di panggil kakak, giliran gue
panggil loe" sindir Rian.
Riskia segera berlari ke arah lain karna liat Rain
dibayangi oleh Rendi.
" Eh katanya ada anak baru " teriak Rendi
ketika dia berhasil merebut bola dari Rain dari sisi kiri lalu mencoba mengoper
ke Rian yang sudah berada didaerah three point, Rian pun langsung menembak.
" oh iya, ada kakak gue baru masuk tadi pagi
" Riskia tepok jidatnya tanpa peduli dia sudah kehilangan 3 angka pertama.
" sejak kapan lo punya kakak ? Kok gue baru
tau gag ? cantik gag ? Boleh dong dikenalin? " tanya Rian beruntun
" Elo tuh ya ! Nanya apa introgasi ? Banyak
amat tuh pertanyaan !!" ketus Riskia.
Yang ditanya gag peduli masih mencoba mengambil bola yang sudah ditangan Kia, karena Kia yang sudah tau akan direbut langsung melakukan hookshoot tetapi bolanya melenceng.
Yang ditanya gag peduli masih mencoba mengambil bola yang sudah ditangan Kia, karena Kia yang sudah tau akan direbut langsung melakukan hookshoot tetapi bolanya melenceng.
" lagian loe gag brenti cewek aja yang loe
rayu, gue gag mau kakak gue dirayu ama buaya lepas kayak loe !?"
"ada yang cemburu ne ?" ledek Rain yang
daritadi geleng2 kepala liat 2 orang ini.
" Hah ? Elo cemburu ma gue ?" Rian
bengong dan menunjuk dirinya
"gue suka sama elo ? Ogah ! "
" gue bilang cemburu, bukan suka " ledek
Rain lagi.
" Eeeh...mmm...maksud gue itu " jawab Kia
yang salting.
" yeee loe suka ya ma gue ?" ledek Rian
yang melihat Kia salting sambil colek2 Kia.
" haha Kia salting liat mukanya udah kayak kepiting
rebus " tambah Rendi.
" Apaan sih loe Ren ?" mukanya merah.
Aldo berjalan keluar dari lapangan.
" mau kemana loe Al ?" teriak Rain yang
melihat Aldo berjalan keluar lapangan. Mereka semua menoleh ke arah Aldo.
" bukan urusan loe " teriak Aldo ketus.
"kenapa tuh anak ?" tanya Rendi bingung
sambil melirik ke arah Rian, Rain, dan Kia, yang ditanya cuma mengangkat bahu
masing2.
" lagi pms kali " jawab Rian ngasal lagi
" emang Aldo tu cewek ,pms segala " kata
Kia kesal yang diomongin Ruan pms terus.
" ya udah, main lagi yuk " menghentikan
pertengkaran Rian dan Kia .
" Ciee yang cemburu !!!" jail Rian lagi
kek Kia. kia cuma manyun mendengar ledekan Rian yang dikiranya gag meledek dia
lagi.
Aldo sedang berjalan sambil meninggalkan lapangan
di jalan dia bermain I-padnya yang sedang menayangkan sebuah video pertandingan
basket.
Dari ruang koperasi Lian keluar membawa buku yang
cukup banyak dan tebal.
" tau gini gue minta tolong Kia atau petugas
koperasi " dumel Lian diperjalanan.
" makin berat amat nie buku " dumel Lian
lagi yang merasa buku ditanggannya bertambah banyak dan berat.
" aduh nyesel gue gag jadi .. "
BRUUK
"aaaww" ringis lian memegangi kakinya yan
kejatuhan buku, karna daritadi asik ngedumel. Lian tertabrak sama seorang
cowok.
Lian segera mengambilkan bukunya yang berserakan,
tapi cowok itu hanya melirik sekilas,lalu berjalan meninggalkannya. Lian yang
melihat cowok itu yang pergi segera mengambil buku yang agak tebal, melakukan
ancang-ancang...... Yak pas mengenai bagian belakang cowok itu, cowok itu
teriak kesakitan.
Lian langsung berbalik membereskan buku-bukunya
berserakan, dia tidak tau cowok itu berbalik arah menujunya, saat dia tegak.
CLETAK
" ADUUUH !" teriak Lian yang kepalanya
digetok pake buku oleh Cowok itu yang ternyata Aldo. Buku-bukunya kembali jatuh
berserakan.
" elo tuh ya ! Udah nabrak gue, ninggalin gue,
mukul gue pake buku lagi !" teriak Lian yang masih memegangi kepalanya
yang berdenyut-denyut karna digetok pake buku.
Aldo langsung membuang buku itu dan meninggalkan
Lian.
" ih, sumpah ya tu cowok ketemu gag selamat
!" Lian mencak-mencak sendiri yang diliat murid-murid disekitanya, dia
segera membereskan buku-bukunya dan segera pergi karna malu diliatin
orang-orang.
Lapangan basket
Rendi, Rian, Rain, dan Kia masih bermain basket
yang diselingi pertengkaran antara Rian dan Kia, karena merasa capek mereka pun
duduk di tengah lapangan.
" ntar gue kenalin lah sama elo-elo semua
" ujar Kia sambil mengipas-ngipasi badannya yang keringatan.
" oke, gue tunggu pengen liat secantik apa sih
kakak lo, adeknya aja sejelek ini"
" setan lo Ian " umpat Kia.
" gini-gini gue cantik tau "
" cantik darimananya liat aja badan berisi,
pipi tembem,.."
" gaya urakan..." timpal Rendi.
" ngomong ceplas ceplos " potong Rain.
" SETAN LOE SEMUAAA !" teriak Kia yang
mendengar mereka kompak mengejeknya, lalu dipukul satu-satu.
" aduh aduh ampun ampun " kata Rain,
Rain, dan Rendi diantara cubitan dan pukulan Kia.
Saat mereka lagi bercanda datang cewek yang tegak
dihadapannya dengan kawannua.
" Hai Shilla sayang " sapa Rendi manis,
Rian dan Kia berpura-pura muntah didekarnya, Rain kembali ke wajah tenangnya
" gak usah sok manis deh " jawab cewek
yang bernama Shilla jutek.
Rian dan Kia cekikikan, Rain hanya tersenyum, dan
kawan Shilla menahan tawa.
" kak Aldo mana ?" tanya Shilla sambil
celingukan.
" gag tau Shilla sayang, tadi pas maen basket
dia pergi gitu aja " jelas Rendi sok manis. Lagi-lagi Rian dan Kia mau
muntah dengar omongan Rendi.
" Oh !" jawab Shilla singkat dan padat.
"patah-patah" sindir Kia.
" bilang Kak Aldo, gue nyari " kata
Shilla dan segera pergi sambil melirik Kia sinis, Kia yang merasa diliatin diam
aja, bukan sekali dua kali dia sinisin sama Shilla tapi selama masih sebatas
tatapan dia biasa aja. Dia juga tau kalo Shilla adik Aldo tapi hubungan mereka
kurang baik karna suatu hal.
" Hai, Shilla saaayaaaang !" ledek Rian
setelah Shilla pergi.
" gag usah sok manis !" lanjut Kia yang
sok jutek.
" kok jutek amat sih Shilla" Rian masih
melanjutkan.
PLETAK PLETAK
Jitak Rendi ke Kia dan Rian, sebelum Kia
melanjutkan ledekannya. Rain hanua geleng-geleng kepala liat mereka.
" Eh, Ren kayaknya sih shilla ada rasa deh
sama loe deh " kata Rain menengahi mereka.
" Serius loe ? Tau darimana loe" tanya
Rendi semangat. Kia dan Rian juga diam mendengar perkataan Rain sambil memegang
kepala masing-masing
" Iya gue tau dari..." Rain melirik Rian
dan Kia.
" DARI TATAPANNYA YANG PENUH KEMARAHAN ! Teriak
Rain. Diapun segera lari
" Oh, gitu " Rendi berpikir dan
mengangguk.
1
2
3
" RAIN SETAN !" Diapun baru sadar, tapi
percuma Rain sudah lari diikuti Rian dan Kia. \
******
Lian segera membanting buku yang dibawanya keatas
meja yang dilihat kawan-kawannya Lianpun gag ambil pusing dia terus solonjoran
di tempat duduknya.
Seorang guru masuk ke kelasnya, ternyata beberapa
menit yang lalu bel masuk dan Lian gag tau. Pelajaran saat ini Fisika, moodnya
mendadak hilang karena kejadian tadi siang, dia pun mendengarkan musik lalu
tertidur.
PLETAK
Penghapus mendarat dengan mulus (eh, ralat !
Mendarat dengan keras) di kepala Lian.
" Aaawww !!"
" Siapa yang suruh tidur dikelas saya !"
bentak Pak Atmo
" Ngantuk pak !" jawabnya santai sambil
memegangi kepalanya.
" Ngelawan kamu ya !"
" Kamu anak baru itu ya !?" marah Pak
Atmo.
" iya pak !" jawab Lian masih dengan santainya.
" Udah hebat kamu ya !! Baru masuk sudah bikin
saya marah!" Pak Atmo termasuk guru yang killer dan tegas, siapapun
muridnya kalo salah ya salah.
" CEPAT KAMU KERJAKAN SOAL INI !" Bentak
Pak Atmo sambil menunjuk papan tulis yang berisi soal yang seharusnya untuk PR
mereka. Siswa yang lain pun hanua diam melihat Lian yang mulai berjalan ke
papan tulis, sedangkan Shilla hanya melihat Lian dengan sinis.
******
Aldo sedang mendengar musik di ipodnya, matanya
dipejamkan, dan dia tidur-tiduran di kursi taman sekolahnya. Tiba-tiba Rian datang
segera duduk ditanah kepala dia senderkan ke badan Aldo, diikuti Rain dengan
wajah coolnya duduk di kursi lain. Aldo segera bangun lalu mendorong kepala
Rian dan duduk.
" Ngapa loe ngos-ngosan gitu ?" selidik
Aldo.
" Dikejar Rendi " jawab Rian singkat.
" Oh " jwab Aldo singkat, padat, dan
sangat jelas.
Rendi datang dengan ngos-ngosan lalu duduk di
sebelah Rain.
" Al, Shilla nyariin loe tadi " Rendi
berbicara.
" Ngapa lagi tuh anak "umpat Aldo
" Elo tuh ya ,adek nyariin bukannya seneng
malah marah-marah gag jelas " Rendi menasihati
" Diem loe !" Bentak aldo, Rian dan Rain
hanya melihat mereka bergantian
" Elo ngapa ? Tampang kayak orang bete gitu
" Rain melihat Aldo yang memainkan batu ukuran sedang.
" Gue ketemu cewek gila tadi " jawab Aldo
pelan
" Hah !? Cewek Gila !?" teriak Rian dan
Rendi, Rain hanya melirik sekilas ke mereka.
" Gue ditimpuk pake buku " lanjut Aldo.
" Hah !? Pake Buku !?" Teriak Rendi dan
Rian bersama.
" elo teriak barengan lagi gue timpuk pake batu
baru tau rasa !" Bentak Aldo sambil mengangkat batu yang dipegangnya Rian
dan Rendi hanya diam.
" Kia mana ? " tanya Aldo mengalihkan.
" ya masuk ke kelasnya " jawab Rain. Rian
dan Rendi hanya mengangguk.
" Lho, emang udah masuk ?" tanya Aldo
bingung.
" Udah dari tadi kali " jawab Rain lagi.
Rian dan Rendi mengangguk bersamaan.
" Elo bedua ngapa ngangguk mulu !?" tanya
Aldo bingung.
" Kata elo gak boleh teriak. Jadi kita
ngangguk2 aja " jawab Rian dengan muka polosnya.
Aldo mengacak rambutnya frustasi " Ya Allah,
kenapa gue punya dua teman yang miring seperti ini " Keluh Aldo sambil
mengangkat tangannya.
*****
Lian mulai mengerjakan tugas itu ada 10 soal hanya
dikerjakan dalam waktu waktu 6 menit.
" kamu yakin sudah selesai ?" tanya Pak Atmo penuh selidik. Siswa yang lain pada melongo melihat Lian, kecuali Shilla. Shilla sangat mengenal Lian, dia tau Lian sangat pintar apalagi papanya yang seorang pengusah terkenal didunia sangat tau keturuna dari siapa kepintaran Lian. Dari SD ,Lian selalu mendapat peringkat 1 dengan nilai sangat baik, dia pun dulu sahabat Lian jadi tidak kaget melihat Lian mengerjakan 10 soal dalam waktu 6 menit, Lian pun dulu pernah mengerjakan soal lebih cepat dari itu.
" kamu yakin sudah selesai ?" tanya Pak Atmo penuh selidik. Siswa yang lain pada melongo melihat Lian, kecuali Shilla. Shilla sangat mengenal Lian, dia tau Lian sangat pintar apalagi papanya yang seorang pengusah terkenal didunia sangat tau keturuna dari siapa kepintaran Lian. Dari SD ,Lian selalu mendapat peringkat 1 dengan nilai sangat baik, dia pun dulu sahabat Lian jadi tidak kaget melihat Lian mengerjakan 10 soal dalam waktu 6 menit, Lian pun dulu pernah mengerjakan soal lebih cepat dari itu.
Tunggu, tunggu !! Sahabat ? Sahabat !? SAHABAT !???
Pasti gag ada yang tau, Lian waktu SMP bersahabat
dengan Shilla, tapi karna ada salah paham mereka pun bertengkar, shilla
memutuskan pindah ke Bandung tempat mama dan kakaknya tinggal, Lian pun tidak berhubungan
dengan Shilla lagi
Pak Atmo memeriksa jawaban yang dikerjakan Lian,
dia pun melirik Lian yang dilirik tampaknya biasa aja.
Teeeet Teeet
Bel pulang berbunyi
" Sekarang kamu boleh duduk !" perintah
Pak Atmo
" Karna soal ini dikerjain dengar benar, soal
saya ganti dengan soal halaman 60 " teriak Pak Atmo lagi.
Lian kembali duduk ke kursinya, dia tak peduli
omongan Pak Atmo, dia cuma dengar halaman 60 yang langsung disimpan ke memori
otaknya.
Pak Atmo segera meninggalkan kelasnya, siswa lain
pun segera keluar dari kelas, Lian cuma duduk santai sampai kelas agak sepi,
dia membereskan bukunya segera tegak. Shila mendatanginya sendiri.
" Apa lagi loe ?" tanya Lian acuh tak
acuh.
" Lumayan banyak perubahan loe sejak kematian
bokap nyokap loe "
Lian hanya melirik sinis ke Shilla
Lian hanya melirik sinis ke Shilla
" tapi yang gag berubah ..."
" otak loe masih aja encer"
" sok tau banget loe !" bentak Lian lalu dia
pergi meninggalkan Shilla.
Lian tau Shilla mencoba membuatnya jujur, tapi dia
bertekad gag boleh ada yang tau tentang dirinya. Lian terus berjalan ke
lapangan basket, dia melihat Kia bermain dengan 4 cowok itu.
" sini kak " panggil Kia . Lian mendekat
ke Kia
" Kia kenalin teman2 kia" Rian, Rain, dan
Rendi segera mendekat ke Kia, sedangkan Aldo masih main sendiri.
" Ini Rian, Kak Rain, Rendi " tunjuk Lian
satu-satu.
Lian menyalami mereka satu persatu
" Riani " sapa Lian
" cantik banget kakak loe " Rian dengan
tatapan terpesona, Lian hanya tersenyum jijik.
" gag nyangka. adek yang jelek punya kakak
yang cantik kayak gini" puji Rian lagi. Kia langsung menatap Rian tajam.
" Kak Aldo !" panggil Kia.
" Kak " teriak Kia lagi
" gue gag mau kenalan ma cewek gila "
kata Aldo acuh tak acuh.
" HAH !?" Teriak Rian, Rain, Rendi, Kia,
dan Lian
" Eh siapa lagi yang mau kenalan sama elo,
cowok stres nabrak .... "
BUUUK
Bola yang dipegang Aldo tiba-tiba mendarat ke
kapala Lian.
" Apa tadi elo bilang ?" Aldo mendelati
Lian.
" Gila loe ya ! Hobi kok buat orang sakit
!!" bentak Lian yang kesakitan
" Elo tadi bilang gue. Apa ?" ulang Aldo
" Cowok stres " jawab Lian santai.
" elo tuh dasar cewek gila datang2 langsung
marah "
" gag salah ? Loe tuh cowok buta jalan gag
liat-liat "
" salah loe sendiri. kenapa jalan gag
liat-liat ? ngomel sendiri lagi ! "
" elo tuh ya ? "
“ gag minta maaf malah kabur “
" makanya mata tuh jangan meleng " bentak
Aldo
" emang loe enggak ! main I-pad di jalan"
sengit Lian tak mau kalah
" baru liat gue, Aldo jadi cerewet gitu ke
orang lain " kata Rian bengong
" Apalagi gue ? Alamat di ocehin dirumah
!" lanjut Kia yang menatap mereka tak berkedip.
" gue kira cuma Rian sama Kia pasangan tomcat,
tau2 nya masih ada " komentar Rendi.
" DIAM LOE SEMUA " bentak Lian dan Aldo
ke Rendi diikuti tatapan tajam Rian dan Kia. Rendi hanya menelan ludah
pelan-pelan.
" gue mau kenalan sama loe tuh karna
ngehargain Kia " lanjit Lian.
" oh ya udah, gue juga gag mau kenalan ma elo
" sengit Aldo tak mau kalh.
" Ok ! Kia pulang" bentak Lian ke Kia.
" Heh !?" Kia bingung. Lian langsung
menatap Kia tajam. " Eh , iya kak " jwabnya bingung. Lian langsung
menarik tangan Kia keluar lapanhan.
Aldo pun keluar lapangn
" mau kemana Al ?" tanya Rendi
" Bunuh Orang !!!" teriak Aldo. Mereka
bertiga bertatapan lalu mengejar Aldo
Langganan:
Postingan (Atom)
Putri Nelpilia
hidup adalah sebuah pilihan