Rabu, 06 November 2013

Really, Love You !! - Part 2


Bab 2
Malam yang panjang

*Malam hari di Rumah Kia dan Lian*

Kia dan Lian barusaja bermain basket, Lian tidak terlalu fasih bermain basket tapi untuk sekedar mengeluarkan keringat dia cukup mengerti.
" Sejak kapan loe kawanan sama si cowok stres itu " kata Lian saat duduk di lapangan menyeka keringatnya.
" Cowok stres ?" Kia balik bertanya, pikrannya mencoba mengingat
" Aldo maksud kakak ?" Kia mencoba mencari kejelasan.
" Iya cowok stres " jawab Lian
" hmm...gue tau mereka 3 tahun tapi baru akrab ya setengah tahunan ini " jelas Kia panjang lebar.
" Kawan loe gag pernah ada yang beres ya dek ?"
" Maksudnya ?"
" Itu ada cowok stres, kepedean, tampang bloon "
Kia memicingkan matanya
" Ya adalah satu yang lumayan "
" Hah ? Siapa kak ?"
" yang kembar tu nah " Lian coba mengingat.
" Rian ?" tanya Kia
" gag tau gue, yang diam terus tu nah "
" Oh ! Rain ?"
" iya kali "
" Rain tuh emang kayak gitu tampangnya cool gag banyak omong, banyak cewek-cewek yang suka sama dia, tapi dia gak pernah keliatan pacaran"
" Aldo memang tampangnya dingin, cuek, aslinya baiiik kok kak "
" Lo mau promosiin tuh cowok " Kia tetap melanjutkan perkataannya
" kalo Rian tuh kebalikannya orangnya tuh suka tebar pesona playboy kelas kakap berapa cewek yang udah di putusin dalam waktu 1 hari"
" kalo Rendi tampang bloon padahal pinter tu kak, dia cinta mati sama cewek, adeknya Aldo "
" Hah !? Aldo punya adek ?" Lian kaget
" biasa aja kalee !" sindir Kia sambil menutup kupingnya yang mulai budek.
Lian langsung memasang tampang wajah tanpa ekspresi.
"Namanya ....." Kia mulai cerita.
" Kia, Lian Papa Telpon " teriak mama mereka dari dalam.
" PAPA " teriak Kia girang seperti anak kecil di kasih permen lalu berlari ke dalam rumah.
" Eh , tuh anak main tinggalin aja " Lian pun beranjak mengikuti Kia
" Papa " teriak Kia lagi . Lian sudah berada di sebelah Kia sedangkan mamanya kembali kekamarnya, karna sudah dari tadi mengobrol dengan suaminya.
" Apa kabar sayang ?" tanya papanya
" baik pa. Papa ?" tanya Kia balik
" Alhamdulillah baik sayang. Lian mana ?"
"Ih, papa. Nelpon yang dicari cuma kak Lian "cemberut Kia dia pun mengaktifkan speaker dan segera duduk disofa

" kenapa pa ?" tanya Lian sambil mencolek pipi Kia yang sok manyun.
" Gimana hari pertama kamu disekolah, Lian ?"
" Hari pertama udah punya musuh tu pa " teriak Kia yang langsung dipelototin Lian.
" Hah !? Serius !? "
" kalian gag jauh beda ya ? "
Lian langsung mendekatkan kupingnya " maksud papa ?"
" Kia dulu juga punya musuh ,tapi sekarang malah sahabatn "
Lian melihat Kia dengan tatapan mendelik, Kia bersiul-siul pura-pura tak tahu.
" Berantem karna apa pa ?" tanya Lian sambil menatap tajam ke Kia
" mmmm.... Karna..Rebutan lapangan kalo gag salah ? mmmm.... Mereka tanding selama satu bulan Kia sempat pingsan dan nginap dirumah sakit 3 hari " lanjut cerita papa.
Lian membelalakkan matanya melihat Kia, Kia hanya menutup mukanya takut melihat tampang Lian.
" Oh ! Gitu pa !" Lian membesarkan suaranya agar terdengar Kia.
" oh, ya Pa. Aku ada PR. Aku tutup telponnya ya ?"
" oh ! Kianya mana katanya mau ngomong ?"
" Lagi telponan sama 'temannya' " jawab Lian melihat Kia sedang memegang Hp dan memberi penekanan di kata temannya.
" oh iya iya. Selamat belajar sayang. Assalamualaikum "
" Walaikumsalam pa " dia pun menutup telponnya. Lian menatap tajam ke Kia.
" Loe mau tidur bareng gue gag " twar Lian lebih kesan memaksa.
" Gue mau tidur sendiri aja " jawab Lian yang merasakan aura kemarahan segera bangkit. Lian segera menangkap tangan Kia.
" Mama !!!" teriak Kia mamanya mendengar. Terlambat ! Mamanya sudah tidur dan para pembantunya juga.
Lian segera menarik kekamarnya , Kia masih saja berontak dan mengunci pintunya.
" Cerita sekarang ! " tegas Lian. Kia hanya bisa menghela napas dia gag bisa kabur lagi. Mau tidak mau dia harus cerita.
******
*Apartemen Aldo*

Aldo, Rian, Rain, dan Rendi malam ini berencana ke lapangan basket main streetball, tapi semua teman-temannya ada urusan masing-masing.
" Hai Al, sorry. Rumah gue kedatangan tamu dari Jogja. Gue gag boleh pergi." kata Rendi memberi penjelasan.
" Ngapa loe gag kabur aja ? Biasa juga gitu " sewot Aldo.
" Kalo gue kabur, gue bakal dicabut dati warisan. Loe tau sendiri bokap gue kalo udah marah kayak apa ? Bisa jadi anak pingit gue " jelas Rendi. Dulu Rendi pernah berantem dengan papanya dan pulang tengah malam. Besoknya dia marahin terus seluruh gadgetnya disita, dikawal dengan ketat banget, sampe-sampe ketiga sahabatnnya kehilangan kontak seminggu. Akhirnya Rain yang pintar ngomong segera berbicara 4 mata lalu besoknya Rendi bebas lagi.
" Seterah lo, deh !" ketus Aldo lalu memutuskan telponnya.
" Rain loe dimana ?" tanya Aldo langsung ketika mendengar nada tersambung.
" Dikantor. Ngapa ?"
" Ngapain loe dikantor malem2 gini ?" tanya Aldo balik
" Ada beberapa bahan presentasi yang harus dikerjain " jelas Rain
" Rian disitu juga ?" tanya Aldo yang mulai kesal.
" Ya, kalo gue disini. Udah pasti banget dia disini. Dia kan bos gue !" sejak setahun yang lalu papanya meninggal, mau tak mau salah satu dari mereka meneruskan. Rian dengan sangat terpaksa melanjutkan bisnis papanya, Rain juga ikut membantu saat Rian butuh pertolongan, seperti malam ini dia membantu Rian mengerjakan bahan untuk presentasi besok.
" Sorry, gue sama Rian gag bisa nemenin loe "
" ok !" Aldo langsung menutup telponnya dan membanting k sofa.
" AARRRGGGHH " teriaknya frustasi dia segera mengambil stik PS dan memainkan dengan kasar.
*****
* Rumah Rendi *

Rendi lagi duduk di ruang tamu menunggu kawan papanya yang dari Jogja. Sudah hampir satu jam dia nunggu, kalo gak ingat ancaman papanya tadi sore, mungkin dia udah kabur dari tadi.
" Sepenting apa sih tu tamu ? Udah jam segini ? Masih ditunggu juga ?" Umpat Rendi. Mamanya yang duduk didepannya hanya geleng-geleng.
" Pa, jadi datang gag sih tamunya ?" tanya Rendi kesal.
" Sabar, mereka lagi terjebak macet ".
" Katanya keturunan ningrat. Masak gag tepat waktu. Kelamaan prosesi pemandiannya " dumel Rendi ngelantur.

Tiiin Tiiin

Terdengar klakson dari luar rumah
" Tuh dia datang " papanya segera menyuruh asisten menjemputnya.
Sepasang suami istri masuk dengan gaya wibawanya menyalami papa dan mamanya diikuti seorang gadis yang masuk. Gadis itu cukup tinggi, kulit kuning langsat, wajahnya merona dengan make-up yang natural, dia memakai dress panjang bermotif bunga baju lengannya pendek semakin menampakkan aura kecantikannya. Rendi hanya diam menatap gadis itu.
" Maaf, ya. Hen. Kami terlambat. " kata Om Giri.
" Gak papa, Gir. Silakan duduk ".
Rendi hanya mengikuti tanpa berbicara matanya masih menatap gadis itu.
" Ehem " dehem papanya. Rendi baru tersadar.
" Ini Rendi " kenal papanya.
" Oh ! Ini yang namanya Rendi. Sudah segagah ini ya kamu " Rendi hanya tersenyum tipis.
" Cantik gag ?" sindir papanya. Rendi hanya diam malu.
" Gag kenalan ?"
" Eh..mmm...Rendi " Rendi mengulurkan tangannya.
" Naya " gadis itu menyambut uluran tangan Rendi.
" Naya ? Naya yang dulu suka maksa aku main rumah-rumahan ya ?" tanya Rendi dengan polosnya. Papanya langsung melototin Rendi.
" Haha, betul itu Naya " tanya Papa Naya. Naya nama gadis itu hanya menunduk malu.
" Eh..oh...tapi sekarang kamu cantik kok " kata Rendi yang langsung mencium tatapan tajam Papanya. Naya semakin menundukkan kepalanya.
****
" APAAA !?" teriak Lian membuat Kia menutup telinganya.
" Kok mereka bisa segila itu ?" tanya Lian lagi.
Kia udah menceritakan semuanya dari A sampai Z.
" Yah namanya mereka emosi waktu itu, ya mana tau bakal kayak gitu ". Jelas Kia .
" Jadi papa mama tau ? "
" Tau tapi minus aku bertanding sendiri, papa mama taunya aku sama kawan2 aku lawan merela berempat "
" Gila..gila.." geleng Lian
" Kakak gag marah ?"
" Marah, marah banget malah. Tapi mau gimana lagi, orang udah lewat " Kia menghela nafas panjang.
" Ngapa loe kayak gitu ?" Lian mengerutkan keningnya.
" gag gapapa " jawab Kia cepat.
" yakin ?" Lian mendelik
" iya gapapa "
" gue kirain Kak Lian bakal mengeluarkan taringnya " lirih Kia.
" Apa !?" teriak Lian. Kia hanya nyengir.
" Kak gue ngantuk ? "
" Ya udah keluar sono " kata Lian ketus.
" Nah katanya gue tidur bareng loe ?"
" Gue ogah tidur bareng loe, tidur loe kayak cacing kepanasan pindah sana pindah sini "
" Yaaa, tadi ngajak tidur bareng"
" gue kan cuma pengen denger cerita loe"
" jadi gue pergi ni ?" tanya lemas lalu turun dari tempat tidur.
" iya "
Kia sudah didepan pintu dan menannyakan " keluar nih ?"
" iyaaa " ketus Lian.
Kia keluar dengan lemas. Lian diam sejenak memikirkan sesuatu.
" Ki " panghil Lian sebelum Kia menutup pintukamarnya.
" Apa ?" dia membalikkan badannya.
" Tidur dikamar gue jangan kayak cacing kepanasan "
" Hah !?" tanya Kia binging.
" mau tidur dikamar gue gag !?" teriak Lian
" Hah !?" Bengong Kia
" Gag mau ya udah..."
" iya, iya mau." katanya langsung berlari ketempat tidur Lian.
Lian ke meja belajarnya mengerjakan sesuatu.
" Gag tidur kak ?"
" Gue ada PR, loe duluan aja tidurnya "
" Oh " Tak lama terdengar dengkuran pelan dari Kia.
Sebenarnya PR nya perkara mudah baginya, sebentar aja pasti sudah selesai, tapi diotaknya ada ganjalan dia memikirkan Aldo, eiiits !! Jangan langsung berasumsi dia kan baru ketemu dan bertemu dengan kondisi berapi-api, penuh dendam, amarah ,kebencian ,oke ! Gag sampe segitunya, yang pasti dia sebel sama Aldo, tapi entah kenapa dia sangat mengenal sosok itu.
*******
Apartemen Aldo

Hampir dua jam Aldo bermain PS melawan CPU, karna lagi emosi dia kalah terus
" Ya ya ...Yeeeeeee masuuuk " teriak Aldo sambil loncat-loncat kayak anak kecil, lalu terdengar bel berbunyi.
" Siapa lagi malam malam gini ?" dumel Aldo langsung membuka pintu
" Ngapain loe kesini ?" jutek Aldo saat tau siapa yang mengunjunginya
" Masa adeknya datang di jutekkin gitu ?" kata Shilla, adik Aldo. Dia langsung masuk dan melihat-lihat.
" Gak ada yang berubah ya kak ? Masih rapi dan merasa tenang " komentar Shilla menghirup suasana apartemen ini dalam-dalam suasana yang semakin jarang ia masuki, karena Aldo tak mengijinkannya.
" Loe kesini mau jadi ahli Feng Shui atau apa sih ?"
" oh, iya hampir lupa. Nih !" Shilla menyodorkan satu kantong kresek ke Aldo.
" Apaan nih !?" dia mengambil plastik yang dikasih Shilla.
" Aku beliin ayam bakar sambal rujak " Shilla duduk di sofa.
" thanks " jawab Aldo datar.
" kak " panggil Shilla
" hmm "
" aku kangen mama " kata Shilla pelan. Perkataan shilla tadi membuat Aldo diam
" apa kabar mama ya kak ,disana ?" air matanya menetes perlahan. Aldo melihat adiknya menagis ingin sekali dia memeluk adiknya erat dan mengelus rambutnya sambil mengatakan ' mama baik-baik aja kok, Adek tenang aja '
" diam ah ! Cengeng banget sih loe ! " ketus Aldo
Tangisan Shilla makin menjadi " gue bilang diam !" bentak Aldo ' jangan nangis dong dek ' ( kalau tanda petik satu berarti ngomong dalam hati ya, ok! )
" kakak kok bentak aku ? "
" bisa diam gag !? Cerewet banget sih loe " Jutek aldo ' maaf kakak gag maksud '
" kakak kok marah sama aku ? Salah aku apa kak ?"
" salah loe ? Loe tanya salah loe ! Salah loe tu ganggu hidup gue terus " teriak Aldo ' yang salah tu gue dek ,gue tu banyak salah sama loe '
" OK ! KALO ITU MAU KAKAK GUE GAG AKAN GANGGU HIDUP LOE ! PUAS LOE !" bentak Shilla parau, air matanya sudah siap meledak, dia pun lari ke keluar kamar.
" maafin gue, gue gag mau loe masuk di kehidupan gue yang kejam dan membahayakan loe " lirih Aldo sangat pelan matanya sudah berkaca-kaca.
*****
Shilla terus berlari menabrak orang-orang didepannya, air matanya sudah memaksanya untuk ditumpahkan, dia masuk ke mobil dan mengemudikan mobil itu dengan kecepatan tinggi, dia tak menyangka kakaknya yang dulu selalu melindunginya, menyayangi, menjaganya sekarang tega membentak, meneriaki, bahkan menganggap dia pengganggu hidup kakaknya.
" AAARRRGHH " Shilla memukul stir mobilnya kuat - kuat, lalu mencengkramnya hingga buku-buku jarinya memutih.
BRAAK
Shilla menutup pintu kamarnya dengan keras semua pembantunya kaget, papanya yang baru pulang kerja kaget
" kenapa kamu Shilla ?" papanya masuk kekamarnya
" gag papa pa " Shilla gag mau papanya tau pertengkarannya dengan kakaknya, kalo papanya tau papanya bisa marah pada kakaknya, dan kakaknya akan semakin membencinya.
" kamu bohong ?" selidik papanya
" iya pa " Shilla mencoba bersikap biasa saja.
" terus kenapa kamu nangis " selidik papanya terus.
" umm..ee..gag ada kok pa "
" kamu gag mau cerita sama papa ?"
Shilla menghela nafas, papanya bukan anak kecil yang percaya dengan alasan yang tidak nanti jelas " kalo udah waktunya ntar aku ceritain "
" bener ?"
" iya pa "
" ya udah, sekarang kamu tidur " papanya segera menyelimuti Shilla dan mencium keningnya, papanya pun keluar dan menutup pintu.
Setelah papanya keluar Shilla menangis lagi tanpa suara.

*****

Di taman belakang rumah Rendi
Tak ada pembicaraan serius antara Rendi dan Naya, mereka merasa canggung.
" loe jadi pindah kesini ?" tanya Rendi membuka pembicaraan
" iya pemotretan disini aku dikontrak papa setahun, jadi papa gag tega kalo aku bolak balik jogja bandung " Eh, aku lupa bilang ya. Naya tu model dari SMP, orang tuanya setuju aja asal tetap pada keningratan, mmm...maksudnya tetap jadi gadis ningrat. You know lah gadis ningrat kyak mana. Nah sekarang perusahaan papanya yang di Bandung lagi mau promosi produknya jadi yang disuruh Naya.
Oke ! Lanjuuut
" kapan pindahnya ?"
" mmm...paling satu minggu lagi "

Really,Love You !! - Part 1

Bab 1
The all new


"hoammm" gadis ini menggeliat diatas tempat tidurnya karena sinar matahari pagi menyilaukan matanya. Dia pun bangkit dari tempat tidurnya membereskan dirinya.
Cukup lama ia menatap dirinya dicermin mandang dari perubahan penampilannya, rambutnya sekarang ia potong sebahu agar keliatan lebih fresh ,tersungging senyum dibibir tipisnya. Cukup bahagia akhirnya dia memimpikan papa, mama, dan kakaka tercintanya.
"pagi tante om" saat ia sudah duduk di ruang makan.
"kamu potong rambut kamu "om dan tantenya cukup kaget dengan perubahan keponakanny.
"ia tante biar fresh aja gitu"
Tante sama omnya hanya ber-oh ria.
"pagi pa ma"datang Riskia yang telah rapi dengan seragamnya tapi masih terlihat wajah yang masih mengantuk dan mengambil sepotong roti.
"pagi kak" sapanya santai hanya menatap sekilas.
1
2
3
Dia melongo melihat Lian dengan mulut masih terbuka dan rotinya terjatuh di piring. Om Ardi, tante Nisa, dan Lian hanya saling pandang melihat ekspresi Kia
"biasa aja kale ,gag usah kayak gitu jg liat"sewot lian. Tante sama om pun hanya cekikikan.
"yaelah sensi amat" jutek riska sadar karena barusaja disindir.
"trus knapa tuh rambut di potong ? Bkan'a kakak paling senang rambut panjang ya ?" tanyanya sambil menguyah lagi.
" MASALAH BUAT LO ! "sindir lian singkat.
"berantem yo kak ! Masih pagi ne ! Masih semangat "sewotnya
" Ayo, ayo dimana ? Gue jabanin dah !" Lian ancang-ancang berdiri.
"udah ,udah ! apasih kalian bercanda terus!" Tante Nisa berusaha menghentikan kegaduhan di meja makan.
"oh ya lian "om ardi menghentikan kebersamaan mereka.
"iya om ?"sahut lian menatap omnya
"mulai sekarang kamu jadi bagian dari keluarga inti kami" jelas om Ardi tegas
" Maksud om ?"
" Kamu udah kami anggap seperti anak kami sendiri sayang " timpal Tante Nisa.
" Makasih atas semuanya ya om.." Pak Ardi melirik Lian. "hehe.. Papa..mama..dan adekku yang cerwet "peluk Lian erat pada Kia, Kia hanya manyun.
Roi datang menghampiri mereka dan berbisik ke Pak Ardi, setelah dipersilakan lalu menyapaikan hal penting tentang Lian.
"sekarang nama kamu andriani Classica, anak dari pak ardian gunawan dan bu Annissa gunawan, dan kakak dari Riskiani saufika" jelas Roi
" lho namaku dirubah ,,ntar gimana dengan rapot dan ijazah aku ,kan aku gag mungkin pake nama itu jga"
"tnang aja semua sudah dikondisikan, akan ada dua rapot dan ijazah atas nama Berlian Nusantara dan Adriani Classica" potong Roi langsung.
Lian hanya ber-oh dan mengangguk kepalanya.
" Ok !! sekarang papa harus kembali ke jakarta harus ada yang papa kerjakan, lalu pergi ke Inggris melanjutkan pekerjaan. "pak ardian pun tegak
"mereka hanya tau kamu kakak Riskia " lanjut Pak Ardian yang sekarang menjadi Papa Lian.
" sekarang papa harus pergi!" pak Ardian menyalami satu oersatu keluarganya lalu pergi diikuti Roi yang sekarang menjadi Asisten pribadi Pak Ardian.
"Kalian gag pergi sekolah ntar telat lho" kata mama mebuyarkan pandangan kedya kakak beradik.
"iya ma ! pergi Assalamualaikum" pamit lian dan kia sambil menyalami mama mereka.
****
"Tiiiiinnnn Tiiiiinnn" suara klakson mobil Ferrari membuat ribut orang-orang di apartemen ini.
"gag sabaran banget sih loe ! bisa di keroyok seapartem gue z " seorang cowok yang masuk ke mobil ferrari tersebut.
"salah loe sendiri ! hampir setengah jam gue nunggu di sini, Al" kata cowok yang di dalam mobil ferrari sambil memulai mengemudikan modilnya meninggalkan apartemen Aldo.
"ngantuk banget gue, Ren." kata Aldo
"eh ! loe mah kapan sih yang gag ngantuk ? Malam balapan terus" jawab Cowok yang bernama Rendi.
"iya, seru boy !!"
" Rian ma Rain aja datang, ngapa loe gag datang "
"Biasa bokap lagi dirumah, bisa dibunuh gue ketauan balapan"
"haha, sok sok takut biasa juga loe langsung minggat aja"
"hehe" dia ketawa sok polos.
"Apa kabar adek kecil gue ?"
"Adek kecil pale lu sjak kapan Shilla jadi adek lo ?"
"pujaan hati gue tuh !!" rengek Rendi.
" Gue ogah punya adik ipar kayak lo !"
"tapi gue suka dia kakak ipar" ujar Rendi sok diimut-imutkan.
"Najiiiss gue liatnya". Aldo memejamkan matanya.
Rendi menoleh ke Aldo. “Al..al..”
“Lo, tidur ya ?”
“setan gue dijadiin supir”
“Jalan aja piir” sledek Aldo masih memejamkan matanya
“anjiiir loe, Al !”
******
Mobil yang dikemudikan Riskia telah sampai di SMA Antariksa ,sekolah yang berisi anak-anak cerdas , komplek antariksa SD, SMP, SMA, dan universitas terdapat fasilitas umum di kompleks tersebut. Berlian atau Adriani menatap sekolah itu baik-baik seakan merekam suasana yang selama dua tahun akan dia tempati.
"mau ditemani ke kantor lepsek kak ?"tanya Riskia yang membuyarkan lamunanya.
"gag usah, tau kok tempatnya" mereka pun berpisah.
Tok tok
"permisi bu" Berlian masuk ke ruang Kepala Sekolah disana ada wanita paruh baya yang kira-kira berumur 45 tahunan.
"silahkan masuk" jawab wanita tersebut mempersilahkan masuk.
Berlian duduk di depan meja Bu Irna, kepala sekolah SMA Antariksa.
"Apa kabar kamu Berlian ? Atau saya panggil Indriani "
"baik bu"
"saya turut berduka cita atas meninggalnya papa dan mamamu"
" Ya bu" Lian menutupi kesedihannya.
"Baiklah kelas kamu di 11 Ipa 2, buku kamu bisa diambil setelah istirahat di Koperasi"
"iya bu" Lian segera tegak karena dia udah malas disini dengan dengan suasana hati yang buruk.
"Semoga betah sekolah di Sma Antariksa " kata bu Irna menyalami Lian ,tak berapa lama datang Bu Vira keruang Kepsek.
"Pagi bu" sapa Bu Vira
" Pagi ! ini lian anak baru yang akan masuk dikelas ibu"
"Iya bu" angguk Bu Vira.
"Ini Bu Vira Lian ! Wali kelas kamu"
"sekarang kalian boleh pergi " Bu Vira dan Lian segera keluar. Lian mengikuti Bu Vira ,matanya melihat-lihat suasana sekolah dan matanya tertuju pada keempat cowok yang sedang berkumpul di parkiran. Dia merasa pernah melihat salah satu dari keempat cowok tersebut, cowok itu duduk didepan mobilnya tapi cukup jelas di liatnya gayanya yang pendiam, tenang, dan punya tatapan yang tajam. Cowok itu merasa diliatin oleh Lian dan mata mereka saling beradu.
"Lian !" panggil Bu Vira dari kejauhan ternyata sudah lama Lian memandangi cowok tersebut dan dia baru sadar dia sudah tertinggal jauh.
*****
Tiiiiin Tiiiin
"minggir ya ! Rakyat jelata !" kata Aldo mengeluarkan kepalanya lewat jendela.
"setan lo, Al !" dua cowok yang di klakson dan hampir ditabrak marah.
"mau bunuh kita ,loe!" sahut cowok satunya. Mereka adalah Rain dan Rian, sepasang saudara kembar.
"haha, jangan marah Ian blom mati kok " Rendi keluar dari mobil yang telah dia parkir dengan aman.
Mereka adalah 4 sahabat karib yang selalu bersama sejak mereka SMP dan disekolah yang sama. Tidak ada yang berani mendekati mereka, mungkin karena mereka termasuk yang berpengaruh dari sekolah ini.
-- Alfiando Arsenal Aditya Kawekass ---
Cowok yang satu ini cowok yang cool, berkulit putih, badan yang tegap, wajah yang tegas, terlihat jelas dimatanya ada tatapan yang membunuh karena masalalunya yang kelam. Dia adalah anak dari Kawekass Corp pengusaha yang bergerak di bidang perindunstrian mobil. dia punya saudara perempuan yang hanya ketiga temannya yang tau. Dia paling benci jika orang-orang menyebut nama belakangnya.
---Rendi Sumantri Kartowirjo---
Cowok yang berwajah ceria, keturunan Jawa ningrat, dan anak dari Kartowirjo Group. Dia anak tunggal, jadi sangat disayang sama mamanya, tetapi papanya termasuk orang yang disiplin.
---- Rian Mario Namtana dan Rain Arya Namtana ----
Si kembar yang tak pernah terpisahkan anak dari Irawan Gunawan, mereka masih ada hubungan dengan keluarga Gunawan tapi hanya keluarga angkat ,karena mamanya anak angkat dari keluarga Gunawan yang hanya mempunyai 2 anak laki-laki. Ayahnya pengusaha batubara yang terbilang sukses.
" Wooiiii bro, taruhan kemaren kurang asik masa cuma motor ninja " kata Rian meremehkan.
"Haha loe mah udah kalah, ya kalah aja"
"sok sok kurang asik" jawab Rain sewot.
"loe mah gag terima kekalahan, Ian" timpal Rendi.
" Al, kayaknya tu cewek dari tadi liatin loe deh " Rain yang sadar melihat Cewek dari lorong yang melihat kearah mereka.
Mereka segera menoleh ke arah pandangan mata Rain. Gadis itu masih melihat ke arah mereka, Aldo hanya tersenyum tipis tetapi memiliki arti berbeda, gadis itu segera berjalan dari tempat itu.
" Kayaknya belum pernah liat gue ?" tanya Rendi bingung.
"paling anak baru " jawab Rian ngasal.
"tapi cantik juga tuh cewek berasa pernah liat ,dimanaaa gitu !?"
"ah elo mah cewek bening dikit berasa pernah liat ,Ian !"
"Ayo, masuk ntar gue di kaduin ke bokap lagi ,kalo gue bolos "Rendi segera beranjak diikuti yang lainnya menuju kelas mereka.
*****
" Pagi semua " sapa Bu Vira didalam kelas .
"PAGIIII BUUUU" jawab serempak sekelas.
Ada gadis yang kaget liat cewek yang dibawa oleh Bu Vira.
" Kalian kedatangan teman baru dari Jakarta. Silakan perkenalkan diri".
Indriani maju ke depan, jadi keliatan jelas melihat orang-orang didepannya, lalu dia terkaget saat melihat pada cewek yang juga kaget melihatnya tapi dia segera menutupi ekspresinya.
" Nama saya Indriani Classica, saya pindahan dari Jakarta" kenal Lian. Dibelakang cowok-cowok bersuit-suit menggodanya, dia agak jijik melihat cowok-cowok itu.
" Bu kok mirip anak Adinat Gunawan itu"
" Bener kamu anak Adinata Gunawan ?" tanya Bu Vira langsung dengan tatapan kamu_yang_jawab_sendiri.
"gag kok bu" jawab Lian tenang.
"Udah tau kan kaluan, silakan kamu duduk"
Lian segera berjalan menuju tempat duduk kosong di belakang melewati gadis yang kaget tadi menatap sinis ke arahnya, dia tetatp berjalan tak menghitaukan.
****
Triiing Triing .
bel istirahat barbunyi. Lian segera merapikan bukunya . Ada sms di hp nya.
Adek cerewet
Kak mau istirahat bareng gag ?
Dia mengetikkan balasannya
Gag usah, gue mw ke koperasi ngambil buku cetak.
Adekku
Oh
Mw dibantuin ?
Berlian
Gag usah bisa sendiri kok
Adekku
Yakin ??
Berlian
Yaelah seberat apa sih tu buku.
Adekku
Ya udah kalo gag mw
Selamat membawa ya kakak cantik.
Berlian
Najis , gag ada duit gue.
Adekku
Ini tulus dari hati gue kak
Berlian
Uuweeek :-S
Amiit deh liat loe
Adekku
Haha adeknya dibilang amit2
Berlian tersenyum lalu memasukkan hapenya ,dia tegak lalu ada 2 cewek yang menghampirinya "gue tau loe itu Berlian, walau loe ubah penampilan loe "kata cewek itu sinis
"gue gag ngerti" Lia berjalan melewatinya.
"gag usah boong deh lo !"
Lian tetap berjalan tak menghiraukan gadis
" SIAPAPUN ELO !"teriak gadis itu berjalan mendekati Lian
" Gue turut berduka cita meninggalnya bokap nyokap loe "dengan pengucapan yang jelas dan pelan, tepat ditelinga Lian. Lian terdiam. Gadis itu tersenyum sinis dan berlalu melewatinya diikuti temannya.
Lian masih terdiam ditempatnya, bukan perkataannya yang membuat Lian terdiam, tapi nada bicaranya nada seperti seorang sahabat yang turut sedih dengan apa yang dialami sahabatnya. Lian tersenyum penuh arti "ternyata loe belom berobah, Shill" llirih Lian. Lian pun segera berjalan menuju koperasi.
*****
Riskia sedang bermain basket dengan keempat cowok yang sudah setengah tahun ini jadi sahabatnya, keempat cowok tersebut sudah kelas 3 dan keempat cowokitu adalah Aldo, Rendi, Rian, dan Rain.
---- Flashback ----
Riskia sedang bermain dengan teman-teman cowok seangkatannya, saat itu dayang Aldo, Rendi, Rian, dan Rain ke lapangan basket itu. Teman-teman itu satu persatu menyingkir, Kia tetap bermain.
" Kia, ada Aldo cs "bisik temannya.
" biar aja, peduli amat gue" kata Riskia main sendiri, saat dia mencoba menebak bola ke ring, bolanya ditahan oleh Rian.
" Siapa yang nyuruh loe main disini ?"tanya Rian tajam
" Emang ada larangan gag boleh main basket di lapangan sekolah " sindir Kia tak kalah tajam dengan tatapan menantang.
" Berani banget loe !" sinis Aldo
" Emang loe siapa ? Hah ?" tanya Kia dengan suara keras.
" LOE PERGI DARI SINI ATAU LOE ..." teriak Rian yang sudah tersulut emosi. Rendi dan Rain hanya menahan Rian
" ATAU LOE APA ?" Bentak Riskia yang paling tidak suka diteriakin.
Rian yang segra maju ditahan Rain, lalu Rain maju mendekati Riskia. " gini aja lo tanding lawan kita " omong Rain lembut
Rian, Rendi, dan Aldo kaget dengan tantangan Rain. Riskia pun tak kalah menganga.
" Gue sama teman2 gue bukan laki-laki pengecut yang lawan cewek keroyokan, jadi kita tanding one on one. Kita ada 4 orang dan bertanding satu persatu, satu minggu satu orang biar loe bisa istiraht dan berlatih, jadi ada 4 minggu " jelas Rain panjang lebar.
Riskia cukup kaget dengan perkataan Rain bukan dia takut, tapi dia bukan cewek bodoh yang langsung menyetujuinya, karena 4 cowok dihadapannya bukan orang sembarangan rata-rata mereka atlit sekolah dan punya skill yang bagus, tapi kalo dia menolak Rain cs akan menginjak-injaknya.
" Gimana mau ?" tanya Rain lembut. Rain bukan seperti saudara kembarnya suka ngoceh dan tiba-tiba meledak tapi dia tipe cowok pendiam dan suka berpikir dengan kepala dingin, tapi kalo dia udah marah cukup membuat orang2 takut.
" OK !, gue terima tantangan loe !" jawab Riskia ragu tapi dia udah sejauh ini gag mungkin dia mundur.
" Kita mulai dari minggu depan, loe terakhir tanding dengan gue. Gue pengen liat loe nangis karna gue bantai " Rian menatap Riskia dengan tatapan membunuh.
" Liat aja ! Gue gag bakal mudah loe bantai " dengan tatapan yang percaya diri.
Mereia pun pergi meninggalkan Riskia, lalu teman-teman cowok Riskia mendekati dia.
" Yakin loe mau ngelawan mereka " tanya kawannya ragu.
Riskia tidak menjawab, dia tau hidupnya selama 4 minggu akan sangat melelahkan dan terrekan, karena akan ada 2 kubu ,kubu yang mendukung Kia agar menang, dan kubu yang meremehkannya karena melihat kehebatan mereka rata-rata cewek-cewek yang menganggumi keempat cowok ganteng itu.
Setiap sore, dia berlatih dilapangan rumahnya sampe malam, kadang berlatih sama anak kompleknya. Keempart cowok itu hanya mengamatinya dari jauh.
Minggu pertama itu pun tiba. Riskia telah mempersiapkan semuanya termasuk mentalnya. Lawan pertama Riskia adalah Rendi, bola pertama ditangan Riskia.Permainan itu cukup seru dan menengangkan Riskia masih mampu menandnigi skill Rendi. Permainan itupun diakhri kekalahan tipis 16-15
Minggu kedua lawannya Rain, kekalahan juga tak jauh berbeda dari minggu lalu tapi cukup melbar dari sebelumnya dan minggu ketiga lawannya Aldo, Aldo melawan Riskian hanya separuh dari skillnya karena dia tau Kia sudah cukup lelah, terbukti bolanta selalu bisa direbut Aldo dan dia terjatuh berkali-kali.
Minggu keempat minggu terakhir bagi Riskia dan lawan terakhirnya adalah Rian. Rian segera bersiap " jangan loe forsir kasian tu anak udah pucat gitu " bisik Rain.
Rian sudah masuk ke lapangan dia berhadapan dengan Kia " gue gag akan terlalu ngeluarin skill supaya loe bisa ngimbangin " kata Rian pelan.
" gue gag butuh kebaikan loe !" jawab Kia ketus, lalu dia bersiap di tempatnya.
"liat aja loe !" umpat Rian dengan tatapan membunuh.
Pertandingan dimulai dengan bola ditangan Riskia, belum sempat Riskia dribble bolanya dengan mudah direbut lalu Rian melakukan jump shoot dengan cepat, tiba-tiba saja skill Kia menghilang.
"gue tawarin lagi, gue akan ngalah ?" sindir Rian.
"gue gag butuh !" Riskia semakin ketus.
Permainan cukup seru, Risikia berhasil mengecoh Rian dengan skillnya lagi dan memasukkan bola, tapi juga Rian tak kalah banyak mngecoh Kia, babal pertama dan kedua Riskia sudah cukup kelelahan. Pada pertengahan babak ketiga bola Riskia kembali direbut, tapi dia tak kuat lagi, wajahnya udah pucat banget, keringat dingin keluar dari tubuhnya, nafasnya juga sudah tidak beraturan, dan akhirnya ....
BBRUUUKK
Riskia pingsan di tengah pertandingan. Aldo, Rendi, dan Rain sontak kaget melihat Riskia segera berlari ke tengah lapangan diikuti anak-anak cowok yang lain. Rian yang tak tau langsung berbalik badan pas orang-orang berlari, dilihatnya tubuh Riskia digotong Rain. Mereka berlari keruang UKS SMA Antariksa dan dibaringkan di tempat tidur. Petugas UKS datng memeriksanya.
"saya rasa dia sudah sangat lemah jantungny a juga tidak beraturan, lebih baik antar dia kerumah sakit, biar lebih bida ditangani dokter". Jelas petugas itu
Merka yang barusaja bernapas terkejut segera membawa Riskia, saat Rain akan mengangkat Kia segera ditahan Rain, "biar gue aja" lirih Rian yang masih ngos-ngosan. Rain yang melihat raut cemas diwajah Rian sgera mempersilakan Rian menggotong Kia, mereka segera membawa kia ke rumah sakit dengan mobil mereka, tak butuh waktu lama karena ada rumab Sakit Antariksa. Dokter pun segera membawa keruang ICU yang melihat Riskia pucat pasi, cukup lama dokter menangani Riskia membuat mereka merasa bersalah. Dokterpun keluar.
" Gimana dok keadaannya ?" tanya Rian cemas, daritadi Rian memarahi dan mengutuki dirinya karena sudah membuat Kia seperti ini.
" Tenang saja, gadis itu telah stabil, tidak ada lagi keringat dingin yang keluar, dan tidak pucat lagi. Mungkin dia agak lama sadar " mereka pun bernafas lega.
" kami boleh masuk dok " tanya Rian lagi
" hanya satu aja ,ya ! Pasien butuh ketenangan ". Rian menatap mereka dengan tatapan gue_mau_mastiin_keadannya.
"Duluan loe " Rain menunjuk Ruang ICU. Rian masuk perlahan-lahan ditatapnya wajah Riskia wajah yang telah putih merona, raut muka yang polos dan tenang. Entah kenapa Rian sangat tenang melihat wajah polos Riskia. Dia mencium kening Kia " coba loe gag bantah dan gue gag emosi, gag mungkin loe jadi kek gini " Rian berbicara dengan penuh penyesalan.
Sejak itu tak ada lagi pertengkaran diantara merka, perjanjian itu dihapuskan, dan Kia semakin dekat dengan keempat cowok tersebut, walau ada pertengkaran kecil karna sifat Rian yang suka jail.
---- Flash End ----
Permainan kali ini 2 lawan 2. Riskia dengan Rain, Rian dengan Rendi mereka bermain dengan sering terjadi pertengkaran di antara Rian dan Kia. Aldo hanya duduk dibangku penonton sambil mendengarkan musik di earphonenya.
" Tuh anak kenapa ?" tanya Kia saat mulai bermain.
" mana gue tau, lagi pms kali " jawab Rian yang mulai menyenggol badan Kia.
" curang lo main dorongan, " teriak Kia yang hampir terjatuh tapi bolanya yang hampir terlepas langsung dia oper ke Rain.
" bagus kak ! " teriak Kia semangat.
" giliran Rain di panggil kakak, giliran gue panggil loe" sindir Rian.
Riskia segera berlari ke arah lain karna liat Rain dibayangi oleh Rendi.
" Eh katanya ada anak baru " teriak Rendi ketika dia berhasil merebut bola dari Rain dari sisi kiri lalu mencoba mengoper ke Rian yang sudah berada didaerah three point, Rian pun langsung menembak.
" oh iya, ada kakak gue baru masuk tadi pagi " Riskia tepok jidatnya tanpa peduli dia sudah kehilangan 3 angka pertama.
" sejak kapan lo punya kakak ? Kok gue baru tau gag ? cantik gag ? Boleh dong dikenalin? " tanya Rian beruntun
" Elo tuh ya ! Nanya apa introgasi ? Banyak amat tuh pertanyaan !!" ketus Riskia.
Yang ditanya gag peduli masih mencoba mengambil bola yang sudah ditangan Kia, karena Kia yang sudah tau akan direbut langsung melakukan hookshoot tetapi bolanya melenceng.
" lagian loe gag brenti cewek aja yang loe rayu, gue gag mau kakak gue dirayu ama buaya lepas kayak loe !?"
"ada yang cemburu ne ?" ledek Rain yang daritadi geleng2 kepala liat 2 orang ini.
" Hah ? Elo cemburu ma gue ?" Rian bengong dan menunjuk dirinya
"gue suka sama elo ? Ogah ! "
" gue bilang cemburu, bukan suka " ledek Rain lagi.
" Eeeh...mmm...maksud gue itu " jawab Kia yang salting.
" yeee loe suka ya ma gue ?" ledek Rian yang melihat Kia salting sambil colek2 Kia.
" haha Kia salting liat mukanya udah kayak kepiting rebus " tambah Rendi.
" Apaan sih loe Ren ?" mukanya merah.
Aldo berjalan keluar dari lapangan.
" mau kemana loe Al ?" teriak Rain yang melihat Aldo berjalan keluar lapangan. Mereka semua menoleh ke arah Aldo.
" bukan urusan loe " teriak Aldo ketus.
"kenapa tuh anak ?" tanya Rendi bingung sambil melirik ke arah Rian, Rain, dan Kia, yang ditanya cuma mengangkat bahu masing2.
" lagi pms kali " jawab Rian ngasal lagi
" emang Aldo tu cewek ,pms segala " kata Kia kesal yang diomongin Ruan pms terus.
" ya udah, main lagi yuk " menghentikan pertengkaran Rian dan Kia .
" Ciee yang cemburu !!!" jail Rian lagi kek Kia. kia cuma manyun mendengar ledekan Rian yang dikiranya gag meledek dia lagi.
Aldo sedang berjalan sambil meninggalkan lapangan di jalan dia bermain I-padnya yang sedang menayangkan sebuah video pertandingan basket.
Dari ruang koperasi Lian keluar membawa buku yang cukup banyak dan tebal.
" tau gini gue minta tolong Kia atau petugas koperasi " dumel Lian diperjalanan.
" makin berat amat nie buku " dumel Lian lagi yang merasa buku ditanggannya bertambah banyak dan berat.
" aduh nyesel gue gag jadi .. "
BRUUK
"aaaww" ringis lian memegangi kakinya yan kejatuhan buku, karna daritadi asik ngedumel. Lian tertabrak sama seorang cowok.
Lian segera mengambilkan bukunya yang berserakan, tapi cowok itu hanya melirik sekilas,lalu berjalan meninggalkannya. Lian yang melihat cowok itu yang pergi segera mengambil buku yang agak tebal, melakukan ancang-ancang...... Yak pas mengenai bagian belakang cowok itu, cowok itu teriak kesakitan.
Lian langsung berbalik membereskan buku-bukunya berserakan, dia tidak tau cowok itu berbalik arah menujunya, saat dia tegak.
CLETAK
" ADUUUH !" teriak Lian yang kepalanya digetok pake buku oleh Cowok itu yang ternyata Aldo. Buku-bukunya kembali jatuh berserakan.
" elo tuh ya ! Udah nabrak gue, ninggalin gue, mukul gue pake buku lagi !" teriak Lian yang masih memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut karna digetok pake buku.
Aldo langsung membuang buku itu dan meninggalkan Lian.
" ih, sumpah ya tu cowok ketemu gag selamat !" Lian mencak-mencak sendiri yang diliat murid-murid disekitanya, dia segera membereskan buku-bukunya dan segera pergi karna malu diliatin orang-orang.
Lapangan basket
Rendi, Rian, Rain, dan Kia masih bermain basket yang diselingi pertengkaran antara Rian dan Kia, karena merasa capek mereka pun duduk di tengah lapangan.
" ntar gue kenalin lah sama elo-elo semua " ujar Kia sambil mengipas-ngipasi badannya yang keringatan.
" oke, gue tunggu pengen liat secantik apa sih kakak lo, adeknya aja sejelek ini"
" setan lo Ian " umpat Kia.
" gini-gini gue cantik tau "
" cantik darimananya liat aja badan berisi, pipi tembem,.."
" gaya urakan..." timpal Rendi.
" ngomong ceplas ceplos " potong Rain.
" SETAN LOE SEMUAAA !" teriak Kia yang mendengar mereka kompak mengejeknya, lalu dipukul satu-satu.
" aduh aduh ampun ampun " kata Rain, Rain, dan Rendi diantara cubitan dan pukulan Kia.
Saat mereka lagi bercanda datang cewek yang tegak dihadapannya dengan kawannua.
" Hai Shilla sayang " sapa Rendi manis, Rian dan Kia berpura-pura muntah didekarnya, Rain kembali ke wajah tenangnya
" gak usah sok manis deh " jawab cewek yang bernama Shilla jutek.
Rian dan Kia cekikikan, Rain hanya tersenyum, dan kawan Shilla menahan tawa.
" kak Aldo mana ?" tanya Shilla sambil celingukan.
" gag tau Shilla sayang, tadi pas maen basket dia pergi gitu aja " jelas Rendi sok manis. Lagi-lagi Rian dan Kia mau muntah dengar omongan Rendi.
" Oh !" jawab Shilla singkat dan padat.
"patah-patah" sindir Kia.
" bilang Kak Aldo, gue nyari " kata Shilla dan segera pergi sambil melirik Kia sinis, Kia yang merasa diliatin diam aja, bukan sekali dua kali dia sinisin sama Shilla tapi selama masih sebatas tatapan dia biasa aja. Dia juga tau kalo Shilla adik Aldo tapi hubungan mereka kurang baik karna suatu hal.
" Hai, Shilla saaayaaaang !" ledek Rian setelah Shilla pergi.
" gag usah sok manis !" lanjut Kia yang sok jutek.
" kok jutek amat sih Shilla" Rian masih melanjutkan.
PLETAK PLETAK
Jitak Rendi ke Kia dan Rian, sebelum Kia melanjutkan ledekannya. Rain hanua geleng-geleng kepala liat mereka.
" Eh, Ren kayaknya sih shilla ada rasa deh sama loe deh " kata Rain menengahi mereka.
" Serius loe ? Tau darimana loe" tanya Rendi semangat. Kia dan Rian juga diam mendengar perkataan Rain sambil memegang kepala masing-masing
" Iya gue tau dari..." Rain melirik Rian dan Kia.
" DARI TATAPANNYA YANG PENUH KEMARAHAN ! Teriak Rain. Diapun segera lari
" Oh, gitu " Rendi berpikir dan mengangguk.
1
2
3
" RAIN SETAN !" Diapun baru sadar, tapi percuma Rain sudah lari diikuti Rian dan Kia. \
******
Lian segera membanting buku yang dibawanya keatas meja yang dilihat kawan-kawannya Lianpun gag ambil pusing dia terus solonjoran di tempat duduknya.
Seorang guru masuk ke kelasnya, ternyata beberapa menit yang lalu bel masuk dan Lian gag tau. Pelajaran saat ini Fisika, moodnya mendadak hilang karena kejadian tadi siang, dia pun mendengarkan musik lalu tertidur.
PLETAK
Penghapus mendarat dengan mulus (eh, ralat ! Mendarat dengan keras) di kepala Lian.
" Aaawww !!"
" Siapa yang suruh tidur dikelas saya !" bentak Pak Atmo
" Ngantuk pak !" jawabnya santai sambil memegangi kepalanya.
" Ngelawan kamu ya !"
" Kamu anak baru itu ya !?" marah Pak Atmo.
" iya pak !" jawab Lian masih dengan santainya.
" Udah hebat kamu ya !! Baru masuk sudah bikin saya marah!" Pak Atmo termasuk guru yang killer dan tegas, siapapun muridnya kalo salah ya salah.
" CEPAT KAMU KERJAKAN SOAL INI !" Bentak Pak Atmo sambil menunjuk papan tulis yang berisi soal yang seharusnya untuk PR mereka. Siswa yang lain pun hanua diam melihat Lian yang mulai berjalan ke papan tulis, sedangkan Shilla hanya melihat Lian dengan sinis.
******
Aldo sedang mendengar musik di ipodnya, matanya dipejamkan, dan dia tidur-tiduran di kursi taman sekolahnya. Tiba-tiba Rian datang segera duduk ditanah kepala dia senderkan ke badan Aldo, diikuti Rain dengan wajah coolnya duduk di kursi lain. Aldo segera bangun lalu mendorong kepala Rian dan duduk.
" Ngapa loe ngos-ngosan gitu ?" selidik Aldo.
" Dikejar Rendi " jawab Rian singkat.
" Oh " jwab Aldo singkat, padat, dan sangat jelas.
Rendi datang dengan ngos-ngosan lalu duduk di sebelah Rain.
" Al, Shilla nyariin loe tadi " Rendi berbicara.
" Ngapa lagi tuh anak "umpat Aldo
" Elo tuh ya ,adek nyariin bukannya seneng malah marah-marah gag jelas " Rendi menasihati
" Diem loe !" Bentak aldo, Rian dan Rain hanya melihat mereka bergantian
" Elo ngapa ? Tampang kayak orang bete gitu " Rain melihat Aldo yang memainkan batu ukuran sedang.
" Gue ketemu cewek gila tadi " jawab Aldo pelan
" Hah !? Cewek Gila !?" teriak Rian dan Rendi, Rain hanya melirik sekilas ke mereka.
" Gue ditimpuk pake buku " lanjut Aldo.
" Hah !? Pake Buku !?" Teriak Rendi dan Rian bersama.
" elo teriak barengan lagi gue timpuk pake batu baru tau rasa !" Bentak Aldo sambil mengangkat batu yang dipegangnya Rian dan Rendi hanya diam.
" Kia mana ? " tanya Aldo mengalihkan.
" ya masuk ke kelasnya " jawab Rain. Rian dan Rendi hanya mengangguk.
" Lho, emang udah masuk ?" tanya Aldo bingung.
" Udah dari tadi kali " jawab Rain lagi. Rian dan Rendi mengangguk bersamaan.
" Elo bedua ngapa ngangguk mulu !?" tanya Aldo bingung.
" Kata elo gak boleh teriak. Jadi kita ngangguk2 aja " jawab Rian dengan muka polosnya.
Aldo mengacak rambutnya frustasi " Ya Allah, kenapa gue punya dua teman yang miring seperti ini " Keluh Aldo sambil mengangkat tangannya.
*****
Lian mulai mengerjakan tugas itu ada 10 soal hanya dikerjakan dalam waktu waktu 6 menit.
" kamu yakin sudah selesai ?" tanya Pak Atmo penuh selidik. Siswa yang lain pada melongo melihat Lian, kecuali Shilla. Shilla sangat mengenal Lian, dia tau Lian sangat pintar apalagi papanya yang seorang pengusah terkenal didunia sangat tau keturuna dari siapa kepintaran Lian. Dari SD ,Lian selalu mendapat peringkat 1 dengan nilai sangat baik, dia pun dulu sahabat Lian jadi tidak kaget melihat Lian mengerjakan 10 soal dalam waktu 6 menit, Lian pun dulu pernah mengerjakan soal lebih cepat dari itu.
Tunggu, tunggu !! Sahabat ? Sahabat !? SAHABAT !???
Pasti gag ada yang tau, Lian waktu SMP bersahabat dengan Shilla, tapi karna ada salah paham mereka pun bertengkar, shilla memutuskan pindah ke Bandung tempat mama dan kakaknya tinggal, Lian pun tidak berhubungan dengan Shilla lagi
Pak Atmo memeriksa jawaban yang dikerjakan Lian, dia pun melirik Lian yang dilirik tampaknya biasa aja.
Teeeet Teeet
Bel pulang berbunyi
" Sekarang kamu boleh duduk !" perintah Pak Atmo
" Karna soal ini dikerjain dengar benar, soal saya ganti dengan soal halaman 60 " teriak Pak Atmo lagi.
Lian kembali duduk ke kursinya, dia tak peduli omongan Pak Atmo, dia cuma dengar halaman 60 yang langsung disimpan ke memori otaknya.
Pak Atmo segera meninggalkan kelasnya, siswa lain pun segera keluar dari kelas, Lian cuma duduk santai sampai kelas agak sepi, dia membereskan bukunya segera tegak. Shila mendatanginya sendiri.
" Apa lagi loe ?" tanya Lian acuh tak acuh.
" Lumayan banyak perubahan loe sejak kematian bokap nyokap loe "
Lian hanya melirik sinis ke Shilla
" tapi yang gag berubah ..."
" otak loe masih aja encer"
" sok tau banget loe !" bentak Lian lalu dia pergi meninggalkan Shilla.
Lian tau Shilla mencoba membuatnya jujur, tapi dia bertekad gag boleh ada yang tau tentang dirinya. Lian terus berjalan ke lapangan basket, dia melihat Kia bermain dengan 4 cowok itu.
" sini kak " panggil Kia . Lian mendekat ke Kia
" Kia kenalin teman2 kia" Rian, Rain, dan Rendi segera mendekat ke Kia, sedangkan Aldo masih main sendiri.
" Ini Rian, Kak Rain, Rendi " tunjuk Lian satu-satu.
Lian menyalami mereka satu persatu
" Riani " sapa Lian
" cantik banget kakak loe " Rian dengan tatapan terpesona, Lian hanya tersenyum jijik.
" gag nyangka. adek yang jelek punya kakak yang cantik kayak gini" puji Rian lagi. Kia langsung menatap Rian tajam.
" Kak Aldo !" panggil Kia.
" Kak " teriak Kia lagi
" gue gag mau kenalan ma cewek gila " kata Aldo acuh tak acuh.
" HAH !?" Teriak Rian, Rain, Rendi, Kia, dan Lian
" Eh siapa lagi yang mau kenalan sama elo, cowok stres nabrak .... "
BUUUK
Bola yang dipegang Aldo tiba-tiba mendarat ke kapala Lian.
" Apa tadi elo bilang ?" Aldo mendelati Lian.
" Gila loe ya ! Hobi kok buat orang sakit !!" bentak Lian yang kesakitan
" Elo tadi bilang gue. Apa ?" ulang Aldo
" Cowok stres " jawab Lian santai.
" elo tuh dasar cewek gila datang2 langsung marah "
" gag salah ? Loe tuh cowok buta jalan gag liat-liat "
" salah loe sendiri. kenapa jalan gag liat-liat ? ngomel sendiri lagi ! "
" elo tuh ya ? "
“ gag minta maaf malah kabur “
" makanya mata tuh jangan meleng " bentak Aldo
" emang loe enggak ! main I-pad di jalan" sengit Lian tak mau kalah
" baru liat gue, Aldo jadi cerewet gitu ke orang lain " kata Rian bengong
" Apalagi gue ? Alamat di ocehin dirumah !" lanjut Kia yang menatap mereka tak berkedip.
" gue kira cuma Rian sama Kia pasangan tomcat, tau2 nya masih ada " komentar Rendi.
" DIAM LOE SEMUA " bentak Lian dan Aldo ke Rendi diikuti tatapan tajam Rian dan Kia. Rendi hanya menelan ludah pelan-pelan.
" gue mau kenalan sama loe tuh karna ngehargain Kia " lanjit Lian.
" oh ya udah, gue juga gag mau kenalan ma elo " sengit Aldo tak mau kalh.
" Ok ! Kia pulang" bentak Lian ke Kia.
" Heh !?" Kia bingung. Lian langsung menatap Kia tajam. " Eh , iya kak " jwabnya bingung. Lian langsung menarik tangan Kia keluar lapanhan.
Aldo pun keluar lapangn
" mau kemana Al ?" tanya Rendi
" Bunuh Orang !!!" teriak Aldo. Mereka bertiga bertatapan lalu mengejar Aldo

Putri Nelpilia

hidup adalah sebuah pilihan